Lihat ke Halaman Asli

Pelayanan Kesehatan "Virus Corona"

Diperbarui: 22 Maret 2020   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Manusia di dunia kini kembali berhadapan dengan wabah pandemi "Virus Corona" menyerang tanpa memandang ras, agama, etnik serta kebangsaan. 

Bahkan membuat manusia harus menjauh dari semua aktivitas massal termasuk menjalani ritual keagamaan, memaksakan manusia harus saling menjauhi sesamanya, melakukan ritual keagamaan di rumah masing-masing dengan keheningan. 

Dunia berbenah diri, masing masing negara merespon dengan cara berbeda-beda, ada yang mengunci negaranya dan memaksa warganya untuk tidak berpergian dan ada pula yang memilih dengan cara lain tergantung dari kesiapan dan kemampuan negaranya.

Di Indonesia pula menjadi bagian dari Negara yang dihantam pandemi. Dalam menghadapi situasi yang lebih pelik dari negara-negara lainnya. Kepanikan sangat terasa bagi masyaraka. 

Virus ini tidak hanya menyerang fisik, tetapi lebih dulu menyerang budaya, sosial, ekonomi dan politik. Virus corona bukan hanya menyerang secara biologis saja, melaikan lebih dulu kita merasa sakit sosial dan budaya. Membatasi aktivitas seperti biasanya menjadikan manusia semakin sakit dan kebiasaan yang dilakukan setiap kalinya tidak lagi dilakukan pun membuat sakit.

Sistem ketahanan kesehatan nasional kini menjadi sasaran harapan masyarakat, penanganan yang lambat menjadi dampak besar bagi Negara. Kehilangan waktu penanganan membuat masyarakat semakin panik, virus corona dua (2) bulan terakhir ini menjadi isu internasional akan tetapi terlalu lama melakukan tindakan serius. Kini kepanikan ketahanan kesehatan nasional harus lebih memberikan rasa pelayanan kesehatan atau melindungi dan memberikan rasa aman kepada masyarakat.

Bahkan kelengkapan alat dan standar pelayanan kesehatan kini menjadi ujian besar bagi system ketahanan kesehatan nasional diperhadapkan dengan Negara lain yang lebih dulu melakukan tindakan pencegahan hingga pelayanan kesehatan bagi warganya. 

Bertarung dan menyadarkan hingga meyakinkan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang diberikan akan lebih sigap melayani warganya. Dengan jumlah rumah sakit, tenaga kesehatan yang ada belum tentu semua beroperasi untuk melawan virus corona dikarenakan belum bersedianya untuk terlibat dalam penanganan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terserang virus corona.

Bukankah pelayanan kesehatan pada dasarnya tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi, dan budaya. Akses geografis diukur dengan jarak, waktu perjalanan, jenis trasnportasi dan hambatan fisik yang dapat mengahalangi sesorang memperoleh pelayanan kesehatan. 

Akses ekonomi berhubungan dengan kemampuan pasien membayar biaya pelayanan kesehatan dan akses sosial dan budaya terkait dengan dapat diterimanya pelayanan kesehatan secara sosial atau nilai budaya, kepercayaan dan perilaku.

Harapan masyarakat akan keberhasilan penanganan penderita virus corona didalam mencegah kematian sangatlah ditentukan akan kecepatan dan ketetapan penanganan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline