Lihat ke Halaman Asli

Musni Umar

TERVERIFIKASI

Penggusuran Warga “Pasar Ikan” Membuat Saya Menangis

Diperbarui: 11 April 2016   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Musni Umar di TKP Penggusuran Pasar Ikan (11/4/2016)"][/caption]

Saya bersyukur kepada Allah, karena subuh hari ini tanggal 11 April 2016, pada saat akan dilakukan penggusuran warga di kawasan Kampung Bahari Pasar Ikan, Jakarta Utara, saya berada di kawasan itu dan menyaksikan dengan mata kepala saat penggusuran, dan menjadi narasumber TV ONE di lokasi tempat penggusuran.

Ketika saya tiba di lokasi sekitar pukul 05.15 wib, jalan masuk ke Pasar Ikan sudah ditutup. Untung saja mobil TV ONE bisa masuk ke lokasi.  Di Tempat Kejadian Perkara (TKP), sekitar 4.000 pasukan gabungan dari TNI, POLRI, Satpol PP, aparat pemerintah Provinsi DKI, Kota, Kecamatan dan Keluarahan sudah memenuhi lokasi.

Pada pukul 06.00 pagi pasukan gabungan sudah apel siaga, dan setelah itu eskavator langsung beraksi menggusur lokasi.  Dalam waktu singkat lokasi pasar ikan dan tempat tinggal warga menjadi rata dengan tanah. 

Ditengah eskavator beraksi menggusur pasar ikan, tempat usaha warga (toko) dan tempat tinggal warga, saya diwawancara TV ONE dan disiarkan secara langsung. 

Hati saya ketika diwawancara tergetar, saya menangis dan nyaris tidak bisa keluar suara. Saya merasakan penderitaan rakyat jelata yang digusur dan tidak berdaya menghadapi kekuasaan. 

Sejarah Panjang Pasar Ikan

Menurut Situs Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta bahwa Pasar Ikan yang dulunya disebut Vishmarkt, dibangun tahun 1631 di sebelah timur sungai Ciliwung. Karena pelebaran taman  di depan benteng,  pasar itu dipindahkan ke sebelah barat sungai Ciliwung tahun 1636.

Dengan demikian, Pasar Ikan yang kini terletak di Kampung Bahari, Penjaringan Jakarta Utara, mempunyai sejarah yang sangat panjang, yang menurut saya harus dilestarikan sebagai obyek wisata. 

Sejarah yang amat panjang tentang Pasar Ikan yang sebut Belanda “Vishmarkt”, sudah tentu warga Pasar Ikan sudah turun-temurun menempati kawasan yang amat bersejarah itu.

Maka kalau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengatakan bahwa mereka adalah warga yang “liar” yang menempati kawasan milik pemerintah DKI, merupakan kesalahan besar, sebab mustahil ada pasar tanpa ada warga masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline