Saya ingat pernah membuat essay foto berkonsep sama. Dulu, saat masih di Semarang, Jawa Tengah. Setelah menimbang banyak hal, seorang ibu penjual koran cetak pinggir jalan, mencuri hati saya. Tubuhnya legam. Kerudung dan topi serta pakaian keseharian, gagal meredam panas di ruas jalan raya Majapahit. Salah satu ruas jalan utama kota atlas ini.
Kata per kata di lirik lagu Ayah, Ebiet G. Ade, tergambar nyata di sosok sang ibu. Essay foto saya tak menang lomba. Namun kenangan tentang sosok sang ibu, abadi di otak dan hati saya.
Wanita Tangguh Di Ramadhan 2021
Nah, jika frasenya begini, auto saya langsung terpikir sosok ibu saya. Tentang ibu, saya merekam baik satu dialog film horor 'Silent Hill'. 'Ibu akan selalu menjadi sosok malaikat di mata anaknya'.
Mamak, begitu saya dan saudara-saudara memanggil beliau. Sosok ibu Indonesia kebanyakan. Istri ASN (dulu PNS) dengan banyak anak. Mamak melahirkan 7 kali dan satu kali keguguran. Adik saya yang nomor tiga, meninggal saat bayi. Dibanding saya, beliau sangat jarang menangis.
Wanita Tangguh Berhati Baja
Iya. Di 15 tahun terakhir, Mamak mendadak jadi 'dokter'. Almarhum bapak menderita Alzheimer parah. Adik saya yang ke-4 juga seorang schizhopernis. Mamak dokter sekaligus perawat mereka.
Dua alasan, akhirnya saya kembali dan sampai kini menumpang hidup di rumah beliau. Tak banyak peran. Sesekali membantu cuci piring dan bersihkan dapur. Atau terpaksa memasak, hanya saat Mamak benar-benar merasa sakit. Bukan bahu untuk dipeluk atau bersandar, karena itu tadi, Mamak jarang (tak pernah) menangis.
*Selong 21 April 2021