Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Setiap Ibu adalah Malaikat di Mata Anaknya

21 April 2021   12:21 Diperbarui: 21 April 2021   12:30 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kecil Mamak dan putri sulung saya. Dua perempuan teristimewa. Dokpri

Saya ingat pernah membuat essay foto berkonsep sama. Dulu, saat masih di Semarang, Jawa Tengah. Setelah menimbang banyak hal, seorang ibu penjual koran cetak pinggir jalan, mencuri hati saya. Tubuhnya legam. Kerudung dan topi serta pakaian keseharian, gagal meredam panas di ruas jalan raya Majapahit. Salah satu ruas jalan utama kota atlas ini.

Kata per kata di lirik lagu Ayah, Ebiet G. Ade, tergambar nyata di sosok sang ibu. Essay foto saya tak menang lomba. Namun kenangan tentang sosok sang ibu, abadi di otak dan hati saya.

Salah satu Dining Room, jaringan hotel Cordela. SS Web
Salah satu Dining Room, jaringan hotel Cordela. SS Web
Wanita Tangguh Di Ramadhan 2021

Nah, jika frasenya begini, auto saya langsung terpikir sosok ibu saya. Tentang ibu, saya merekam baik satu dialog film horor 'Silent Hill'. 'Ibu akan selalu menjadi sosok malaikat di mata anaknya'.

Jarang foto ber2. So far, ini foto ter-matching sama Mamak. Dokpri
Jarang foto ber2. So far, ini foto ter-matching sama Mamak. Dokpri

Mamak dan almarhum bapak bersama sebagian cucu. Dokpri
Mamak dan almarhum bapak bersama sebagian cucu. Dokpri

Mamak, begitu saya dan saudara-saudara memanggil beliau. Sosok ibu Indonesia kebanyakan. Istri ASN (dulu PNS) dengan banyak anak. Mamak melahirkan 7 kali dan satu kali keguguran. Adik saya yang nomor tiga, meninggal saat bayi. Dibanding saya, beliau sangat jarang menangis.

Wanita Tangguh Berhati Baja

Iya. Di 15 tahun terakhir, Mamak mendadak jadi 'dokter'. Almarhum bapak menderita Alzheimer parah. Adik saya yang ke-4 juga seorang schizhopernis. Mamak dokter sekaligus perawat mereka.

Foto Mamak & almarhum bapak, tersimpan di album, juga di hati. Dokpri
Foto Mamak & almarhum bapak, tersimpan di album, juga di hati. Dokpri
Dua alasan, akhirnya saya kembali dan sampai kini menumpang hidup di rumah beliau. Tak banyak peran. Sesekali membantu cuci piring dan bersihkan dapur. Atau terpaksa memasak, hanya saat Mamak benar-benar merasa sakit. Bukan bahu untuk dipeluk atau bersandar, karena itu tadi, Mamak jarang (tak pernah) menangis.

*Selong 21 April 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun