Lihat ke Halaman Asli

Murni Rianti

Pustakawan SMK Yudya Karya Kota Magelang

Hujan Malam Jumat

Diperbarui: 28 Januari 2023   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan deras malam jumat. Foto dokpri.

Tiba-tiba hujan deras. Aku menunggu di rumah kosong. Rumah kosong, tetapi suasana di luar terang.

Sepintas, rumah ini tampak biasa saja. Hanya gelap di dalam. Mungkin pemiliknya sedang pergi atau bisa juga belum pulang.

Kalau belum pulang, siapa yang menghidupkan lampu? Bisa saja bukan, kalau pemiliknya pergi sebelum magrib.

Aku menunggu di sini, bukan berarti tidak membawa payung. Derasnya hujan, menyayangkan rok panjang dan mengembang ini basah. Jadilah aku menunggu di sini, sambil berharap, hujan segera berhenti.

Kalau saja di rumah, aku akan mandi dengan pancuran air. Pancarannya kubuat deras. Juga sambil mendengarkan suara air hujan yang turun dengan cepat. Mata terpejam berafirmasi.

Bagiku afirmasi adalah doa, dengan membayangkan apa yang aku inginkan telah berada di genggamanku, di kamarku, di tempat tidurku yang jumbo ini.

Pernah kubaca dari buku bersampul warna cokelat kekuning-kuningan, dengan beberapa titik area berwana emas. Buku karya Nur Hasanah Namin dan Nur Salsabila, bahwa turunnya hujan, kesempatan terbaik untuk memanjatkan doa. Buku dengan label Rahasia kedahsyatan 12 Waktu Mustajab Untuk Berdoa.

Sejenak aku melihat ponsel. Disana tertera 19.50, berarti sudah menunggu 10 menit.

Waktu pandangan ke arah pintu, ada orang mengajak bonceng.

"Ayo aku antar. Kenapa harus tunggu di situ?" Tanyanya dengan senyum terbaiknya. Mungkin begitu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline