Lihat ke Halaman Asli

Muksal Mina

TERVERIFIKASI

Candu Bola, Hasrat Pendidik

Surpetisi, Pegang Kendali Diri Sendiri

Diperbarui: 2 Juli 2020   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak. Sumber foto : Pixabay.com

"Uni siap?"

"Siap!"

"Abang?"

"Ciap!"

"Okee. Satu, dua, tiga, mulai!"

Wuuz, sepasang kakak adik lima dan tiga tahun itu melesat. Judulnya lomba lari. Arenanya halaman masjid. Saya bertindak selaku pemberi aba-aba. Ibu dan si bungsu pemandu sorak.

"Yeee, Uni menaaang!" Si sulung, tentu saja, finish lebih dahulu.

"Yeee, Abang kalaah!" Bujang tiga tahun itu berteriak tak kalah seru. Bikin kami semua tertawa. Kalah kok senang? hahaha.

Maka kedua-duanya mendapat hadiah, masing-masing pisang goreng satu biji. Itulah mereka, peserta lomba tadi, duduk berdampingan sembari menikmati hadiah. Bercerita dengan serunya, memperagakan kembali bagaimana tadi cara berlarinya. Seolah-olah tadi kami tidak lihat.

Ah, kiddos. Menang kalah tak bermakna apapun bagi mereka. Yang penting seru!

Sebentar lagi mereka sekolah. Mudah-mudahan nanti mereka tetap bisa seru menikmati pencapaian diri. Agar kebal diterpa badai, berbalut kulutur pendidikan yang dipelihara : kompetisi.

Bersaing Dengan Diri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline