Gubahan: Mujibur Rahman
Dalam jurnal ilmiah Cell, Martin Schwartz mengemukakan bahwa para ilmuwan besar justru merasa nyaman dengan perasaan tidak tahu. Bukan karena rendah diri, melainkan karena ketidaktahuan (dalam arti aktif dan produktif) membuka peluang bagi penemuan dan eksplorasi baru. Bahkan Stuart Firestein menyebut bahwa "ignorance" adalah bahan bakar utama di balik terobosan besar dalam ilmu pengetahuan.
Ketika ditanya "ngerti gak?", banyak orang refleks menjawab "ngerti lah", meskipun sebenarnya ragu. Ini bukan soal benar atau tidaknya jawaban, tapi bentuk respons sosial: kita takut terlihat bodoh. Namun, ketika kita berhenti jujur tentang apa yang belum kita pahami, maka proses belajar pun ikut melambat.
Perhatikan bagaimana anak-anak belajar. Mereka tidak malu bertanya, bahkan untuk hal-hal yang sangat sederhana. Namun saat tumbuh dewasa, kita mulai menyimpan pertanyaan demi terlihat pintar. Akibatnya, kita menyusun pemahaman dari asumsi, bukan dari pencarian yang mendalam.
A. Ketidaktahuan yang dimaksud adalah ketidaktahuan yang sadar dan aktif.
Dalam buku Ignorance, Firestein menjelaskan bahwa "kebodohan" dalam sains bukanlah menyerah karena tidak tahu, tetapi menyadari bahwa kita belum tahu, lalu menjadikan itu sebagai awal perjalanan. Penemuan struktur DNA misalnya, berangkat dari kejujuran terhadap rasa bingung, bukan dari pengetahuan yang lengkap.
B. Orang-orang jenius lebih menghargai pertanyaan daripada jawaban.
Einstein pernah berkata, "Saya tidak punya bakat khusus. Saya hanya sangat penasaran." Baginya, yang terpenting bukan seberapa banyak kita tahu, tapi seberapa dalam kita mempertanyakan hal-hal yang belum dipahami. Mereka tak malu mengulang pertanyaan dasar, karena justru dari sanalah ide-ide besar bermula, tempat yang sering dilewati oleh orang yang merasa "sudah tahu".
C. Merasa bodoh adalah tanda bahwa kamu sedang berkembang.
Dalam esainya, Schwartz menyebut bahwa rasa bingung yang dirasakan mahasiswa baru saat pertama kali masuk laboratorium adalah isyarat bahwa mereka sedang berpindah dari kapasitas lama menuju kemampuan baru. Menyadari bahwa kita belum paham sepenuhnya disebut sebagai conscious ignorance ketidaktahuan yang disadari.