Lihat ke Halaman Asli

Muis Sunarya

TERVERIFIKASI

Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

Kenapa Anda Masih Betah Menulis di Blog Berjemaah?

Diperbarui: 5 Januari 2021   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi ngeblog. (sumber: unsplash.com/@arnelhasanovic)

Ini pertanyaan muncul untuk meneguhkan (bukan menafikan) eksistensi Anda sebagai narablog yang menulis di blog berjemaah.

Jadi, artinya bahwa jawaban atas pertanyaan ini bisa panjang ceritanya.Tergantung persepsi dan pemikiran Anda masing-masing. Bukankah Anda secara kasatmata adalah manusia tak sedikit kata? Artinya, Anda sangat kaya dengan kata dan jauh dari fakir kata. Dan, apalagi kehabisan kata.

Jangan berpikir negatif dan berprasangka buruk dulu, atau salah paham, bahwa pertanyaan ini bukan untuk memengaruhi, atau memprovokasi Anda untuk rajin atau tidak rajin menulis di blog berjemaah itu. Bukan, bukan begitu.

Karena urusan rajin atau tidak, urusan mau atau tidak, itu adalah urusan pribadi Anda masing-masing. Tetapi, adalah lebih baik dan sangat bersyukur, jika Anda termasuk orang yang rajin dan konsisten untuk terus menulis.

Ini, paling tidak, agar dalam aktivitas Anda menulis itu memiliki renjana dan landasan pemikiran filosofis. Jadi, Anda tidak sekadar menulis. 

Dengan kata lain, pertanyaan mendasarnya yang Anda harus jawab adalah, kenapa dan untuk apa Anda menulis? Atau, apa pentingnya Anda menulis selama ini, khususnya di blog berjemaah ini? 

Gambar diolah dari SHUTTERSTOCK.com

Berkarya, Berbagi, dan Menginspirasi

Sejatinya menulis itu adalah kreativitas. Ekspresi kebebasan dalam menyampaikan gagasan dan pemikiran. Anda bisa mencurahkan pemikiran dan gagasan Anda sebebas-bebasnya, tanpa terbebani rasa apa pun. 

Ya menulis saja. Hanya tentu dengan tetap memperhatikan rambu-rambu dan aturan lalu lintas menulis, agar tidak kebablasan, mengganggu kebebasan orang lain, dan melanggar peraturan yang ada, lalu merugikan diri sendiri dan orang lain. Begitu kan? Jadi enggak bebas jatuhnya ya? 

Karena yang namanya kebebasan itu dibatasi oleh kebebasan orang lain. "al-huriyyatu mahdudatun bi huriyyati gairih," kata "dai sejuta umat", almarhum KH. Zainuddin MZ. Jadi, Anda menulis itu bebas tapi terbatas, atau dibatasi. Jadi, intinya, tidak bebas dong? Bebas, tapi bertanggung jawab. Begitu. Sama saja ya?

Yang jelas, Anda menulis itu seperti Anda berkendara di jalan raya, hati-hati, patuhi rambu-rambu lalu lintas, dan lengkapi surat-surat kendaraan Anda, agar selamat dan terhindar dari kecelakaan. Jelas, takada yang takingin selamat dan terhindar dari kecelakaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline