Adisurya Abdy berhasil suguhkan film genre drama keluarga saat ini sedang tayang di bioskop, mulai tanggal 8 Mei lalu. Sebagai sutradara dari film dengan judul "Tabayyun", dia piawai koordinir para pemain film dengan balutan suasana tegang, haru, terselip komedi, gelisah, religi, hingga bahagia. Aktor dalam film terbilang sedikit namun punya peran begitu kuat. Latar dan alur juga sangatlah simple, datar, tanpa adanya konflik memanas namun tetap menyentuh hati. Perihal ending cerita juga mudah ditebak. Tapi jangan muru-muru skip Film Tabayyun, jika Anda menontonnya pasti akan menjumpai pesan moral, agama, sosial, finansial, serta spesifik terkait keberadaan kaum wanita dalam bahtera rumah tangga guna perjuangkan hak anak-anaknya.
a. Tokoh Film Tabayyun
Titi Kamal sebagai Zalina, seorang single mom yang hidup di Panti Asuhan Rumah Teduh. Lawan mainnya yakni Ibrahim Risyad (Arlo), dia anak semata wayang Bu Samira yang diperankan Jenny Rachman. Diketahui bahwa Bu Samira merupakan donatur tunggal panti asuhan sekaligus pimpinan perusahaan tempat Zalina kerja. Sementara Naysila Mirdad memerankan tokoh Arum, sosok gadis pintar dan cerdas. Teman SMP hingga kuliah Arlo. Satu-satunya aktor cilik pendatang baru Farrel Rafisqy berperan sebagai Arka anak Zalina. Figuran lain: Tri Karnadinata sebagai Bu Tiwi pengelola panti, Tiga rekan kerja Zalina diantaranya Siti Fauziah sebagai Marni, pedangdut tanah air Adila Putri sebagai Meli, dan komedian Fanny Fadillah memerankan Irfan.
b. Sinopsis Film Tabayyun
Dikisahkan Zalina tengah mengandung, diantara kesibukan panti bersama puluhan anak asuhnya. Tahu betul bahwa anak yang dikandungnya bukan hadiah terindah, percobaan bunuh diri dengan pecahan piring sudah digoreskan di pergelangan tangan. Alhasil Allah berkehendak lain. Zalina tetap lanjutkan hidup. Alur begitu cepat pindah scene, Zalina melahirkan anak laki-laki (Arka), saat itu menggendong apalagi menatap anaknya juga tak sudi. Dorongan dari Bu Tiwilah akhirnya Zalina mau mencium dan haru biru melihat Arka. Lima tahun kemudian Arka tumbuh menjadi anak penurut dan senantiasa diberikan kasih sayang penuh sang ibunda. Singkat cerita, Zalina sudah bekerja di perusahaan milik Bu Samira. Demo pegawai terjadi karena adanya efesiensi kerja. Marni pimpinan demo menyuarakan hak-haknya dalam unsur komedi tapi penuh semangat tinggi. Zalina tak tega melihat kondisi teman-temannya akan di PHK. Dia dengan tegas berikan saran ke Bu Samira untuk rebranding perusahaan. Saat itulah dia berkenalan dengan Arlo. Dirasa menguntungkan dan berpikir strategis, maka Arlo dan Zalina disatukan dalam tim pengembang manajemen kantor. Lagi-lagi pasukan ghibah Marni makin membara melihat Arlo dan Zalina lembur bareng. Sisi komedian lainnya, Irfan yang demen deketi Zalina padahal sudah beristri dan miliki anak, nada dan ekspresi penyampaiannya selalu mengundang gelak tawa.
Zalina dan Arlo semakin dekat. Arlo juga rutin mengunjungi Arka dan mengajak pasangan ibu dan anak berlibur. Dalam momen itu tak lupa mereka mengabadikan lewat foto. Arum sebagai teman Arlo miliki hubungan dekat dengan keluarga Samira. Dengan tenangnya Bu Samira menjodohkan Arum dan Arlo sekaligus menyuruh Arum bergabung di kantornya. Zalina sedikit canggung melihat kedekatan Arlo dan Arum. Rupanya mereka mulai menyimpan perasaan satu sama lain. Tetapi melihat situasi yang tidak berpihak kepadanya, tanpa ragu Zalina mengatakan bahwa Arlo dan dia gak setara dalam banyak hal. Tetapi Arlo bersiteguh tetap memilih Zalina.
Suatu saat di ruang kerja, Marni CS mulai ngobrol dan menyindir Zalina, kalau setelah ini pasti akan menikah dengan Arlo. Tak terasa di tengah keasyikan mereka ngerumpi, Zalina dan Arum datang. Arum mendinginkan suasana dan membubarkan obrolan mereka. Marni dan Irfan disuruh minta maaf ke Zalina.
Awal konflik batin muncul, Arum mengetahui bahwa Arlo semakin hari semakin menjauh darinya. Dan mendapati amplop yang ditaruh Arlo di meja Zalina. Dibukalah amplop tersebut, kaget bukan main, Arum mencermati foto-foto kebersamaan Arlo, Zalina, dan Arka. Kejadian tersebut diceritakan Arum ke Bu Samira. Marahlah Bu Samira. Mulai dari mengungkit masa lalu Zalina yang tak jelas asal usul bibit, bobot, dan bebetnya. Pertengkaran Arlo dan ibunya semakin membara. Layaknya ibu pada umumnya, Bu Samira menginginkan menantu bukan berstatus janda. Hanya Arumlah yang pantas menduduki sebagai istri Arlo.
Titik temu kata tabayyun bermula pada scene ini, Bu Samira mengutarakan keinginannya dan selalu memandang rendah Zalina. Reaksi Arlo, "Mama harus tabayyun dulu, cari kebenarannya, siapa sejatinya Zalina". Dan benar, Bu Samira, Arlo, dan Zalina duduk dalam satu meja. Zalina sudah menduga akan terjadi pertemuan tersebut. Dia bersiap menjauhkan diri dari kelurga Arlo sekaligus urus resign kerja. Tak puas dengan kalimat yang diucapkan Zalina, Bu Samira terus cecar pertanyaan, apakah dia mencintai Arlo? Zalina berkata " Saya mencinta Mas Arlo, namun saya tahu diri". Hingga Bu Samira mendesak Zalina bercerita latar belakang Zalina. Terbongkarlah bahwa ibu dari Zalina bernama Laras Anindita seorang pelacur. Meski bekerja menjadi kupu-kupu malam dengan kebiasaan merokok, akan tetapi pernah suatu saat Zalina mencoba merokok, sontak Bu Laras melarangnya. "Cukup ibu yang jadi seperti ini, Nak". Bu Laras tidak pernah membiarkan Zalina patah semangat dalam menggapai cita-citanya. Harapannya supaya hidup Zalina tidak sama dengan ibunya. Hingga tergambar adegan 17+, ayah tirinya memperkosa Zalina. Dialah bapaknya Arka. Mengetahui Zalina diperlakukan tidak senonoh, Bu Laras lantas membunuh suaminya. Dia dipenjara.
Bukan haru namun Bu Samira semakin menjadi murka terhadap Zalina. Asumsinya tubuh Zalina mengalir darah seorang wanita penghibur sekaligus penghilang nyawa orang. Arlo prihatin terhadap kehidupan Zalina. Dia menyamakan Bu Samira dengan Bu Laras, sebagai seorang ibu pastinya menginginkan hal terbaik bagi anak-anaknya. Tapi ibunya masih teguh pendirian bahwa Zalina bukan pilihan menantu yang baik.