Lihat ke Halaman Asli

IPB University Dorong Ketahanan Pangan Keluarga melalui Program Olahan Maggot di Pulau Tidung

Diperbarui: 13 September 2025   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Dokumentasi Pribadi

Pulau Tidung, Kepulauan Seribu — Dosen IPB University melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat Dosen Pulang Kampung di Pulau Tidung dengan tema “Peningkatan Nilai Tambah Produk Olahan Maggot dalam Rangka Peningkatan Ketahanan Pangan Keluarga”. Kegiatan ini berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Pulau Tidung sebagai upaya mewujudkan sistem pengelolaan sampah terpadu berbasis komunitas.

Pulau Tidung merupakan salah satu pulau berpenghuni di Kepulauan Seribu yang dikenal sebagai destinasi wisata populer dengan panorama alam dan jembatan ikoniknya. Namun, meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan juga membawa tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Selama ini, sampah hanya dikumpulkan dan dikirim ke daratan Jakarta, sehingga membutuhkan biaya besar dan belum menyelesaikan persoalan dari hulu.

Melalui program ini, dosen IPB University memperkenalkan pengolahan sampah organik dengan bantuan maggot (larva lalat BSF). Maggot berperan sebagai agen pengurai alami yang mampu mengurangi volume sampah sekaligus menghasilkan produk bernilai tambah, seperti pupuk kompos yang berperan menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan. Selain itu, hasil olahan maggot kering juga dapat digunakan sebagai bahan pakan alternatif atau dipasarkan sebagai komoditas bernilai ekonomi, sehingga memberikan peluang pendapatan tambahan bagi masyarakat.

Sebagai bentuk aplikasi nyata, tim juga menyerahkan bibit pepaya calina, varietas lokal unggulan yang dikembangkan IPB University. Bibit tersebut ditanam dengan dukungan pupuk kompos hasil pengolahan maggot di Pulau Tidung. Langkah ini diharapkan menjadi contoh siklus berkelanjutan dalam mengelola sampah sekaligus meningkatkan ketahanan pangan keluarga masyarakat setempat.

Menurut Pak Bayu Sudiana, pembina program, pengolahan sampah dengan maggot tidak hanya mengurangi penumpukan sampah, tetapi juga mendorong lahirnya sumber ekonomi baru bagi warga Pulau Tidung. Sementara itu, Ir. Nindyantoro menekankan bahwa integrasi maggot dan pemanfaatan pupuk kompos untuk budidaya pepaya calina merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Program ini diharapkan dapat menjadi model pengelolaan sampah terpadu yang aplikatif, berkelanjutan, serta memberikan manfaat ganda yaitu menjaga keindahan Pulau Tidung sebagai destinasi wisata dan meningkatkan ketahanan pangan keluarga nelayan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline