Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Hanif Ramadhan

Mahasiswa aro leprindo Jakarta

Mengenal Penglihatan Binokuler Saat Dua Mata Bekerjasama

Diperbarui: 26 Agustus 2025   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input Keterangan & Sumber Gambar PEXELS/McElspeth

Pernahkah kita bertanya-tanya, mengapa manusia diberikan sepasang mata, bukan hanya satu? Ternyata, jawabannya sederhana: agar kita bisa memiliki penglihatan binokuler, yaitu kemampuan melihat dengan kedua mata sekaligus.

Penglihatan binokuler membuat dunia terlihat lebih nyata. Bayangkan, jika hanya menggunakan satu mata, kita mungkin bisa melihat jelas, tapi sulit menilai jarak. Dengan dua mata yang bekerja bersama, otak menerima dua gambar dari sudut berbeda, lalu menggabungkannya menjadi satu pandangan yang utuh. Dari sinilah kita mampu merasakan kedalaman, jarak, dan dimensi---atau biasa disebut sebagai stereopsis.

Bukan hanya soal kedalaman, penglihatan binokuler juga membantu kita dalam aktivitas sehari-hari. Saat menyetir, olahraga, bahkan sekadar menuang air ke gelas, kemampuan ini berperan penting. Tanpa binokularitas, banyak hal akan terasa lebih sulit, bahkan berisiko.

Namun, sayangnya, tidak semua orang memiliki penglihatan binokuler yang baik. Beberapa kondisi seperti strabismus (mata juling) atau ambliopia (mata malas) bisa mengganggu kerja sama kedua mata. Akibatnya, otak kesulitan menyatukan gambar yang berbeda, sehingga penglihatan menjadi kurang optimal.

Kesadaran akan pentingnya penglihatan binokuler sering kali baru muncul saat ada gangguan. Padahal, pemeriksaan mata rutin sejak dini bisa membantu mendeteksi masalah lebih awal. Seperti kata pepatah, mata adalah jendela dunia, dan menjaga keduanya bekerja harmonis adalah cara terbaik agar jendela itu tetap terbuka lebar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline