Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Fadly M

Rakyat Jelata

Sisi Lain Jendral Luhut Binsar Pandjaitan, Layakkah Jadi Pahlawan Nasional?

Diperbarui: 1 Oktober 2022   06:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jendral Luhut di RGTV Channel ID (Gambar : Tangkap Layar)

Diskusi Rocky Gerung dan Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) pada Senin (19/9/2022) di salah satu kanal Youtube seakan diriku lagi makan rujak. Banyak rasa yang hadir. Terkadang saya tertawa sendiri, beberapa kali tersenyum, pun sesekali geram mendengar pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia itu. Tapi dalam makna yang baik.

Sering kali saya melihat LBP tampil di sosial media. Dan mungkin karena sejak awal jengkel dengannya, apa pun narasi yang dilontarkan, sebelum sampai dipikiran sudah tertolak.

Tidak hanya saya, mungkin juga yang lain berpikiran sama, bahwa eks Jendral TNI itu, di era Jokowi posisinya seperti raja. Banyak jabatan yang dia embang. Tapi semua itu terbantahkan seketika. saat mendengar perkataan  LBP di Channel Youtube RGTV yang mengutip Sun Tzu, "Kenali lawanmu, kenali dirimu, seribu kali berperan maka seribu kali akan menang".

Dalam perbincangan bersama Rocky Gerung, saya tahu bahwa media lain sudah banyak membuat berita. Bahkan beberapa yang sudah saya baca, judulnya sangat provokator. Dan sebagai orang yang boleh dikata suka dengan dunia jurnalistika, saya maklumi.

Terbukti beberapa hari lalu, sejumlah tokoh politik panas dengan salah satu ucapan LBP bahwa orang selain orang Jawa, sulit jadi Presiden. Ada yang mengatakan itu RASIS! padahal kalau kita ikuti diskusi Rocky Gerung dan LBP sejak menit awal hingga usai. Barangkali kita tidak masuk kategori, "Berkomentar sebelum membaca atau melihat".

Sampai di sini mungkin para pembaca di Kompasiana sudah ada yang menganggap diriku pro terhadap LBP. Tapi sebagaimana kata Ophun, sepaan akrab dikeluarganya, negara kita menganut sistem demokrasi. Semua orang berhak berpendapat selama tidak menyinggung pribadi.

Politik di Indonesia Identik dengan Amplop

"Apa perlu jadi Presiden baru bisa mengabdi kepada Negara," sebut LBP saat memulai pembahasan terkait politik di Indonesia.

LBP pun mengakui saat ditanya Rocky Gerung perihal serangan fajar dalam pemilu bahwa pemilihan Legislatif dan Eksekutif tidak bisa lepas dari Amplop.

Nah... ada yang pernah menerima amplop saat pemilu? ataukah dapat gaji saat menjadi tim sukses? Ayo ngaku, hehehe.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline