Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Arif Hidayat

Hanya Manusia Biasa

Media Celemek Baca Meningkatkan Kemampuan Membaca

Diperbarui: 2 Juli 2023   23:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Banyaknya problematika yang dihadapi siswa disekolah merupakan masalah yang sangat penting yang harus diketahui oleh guru. Sebab hal itu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Masalah-masalah yang membuat para siswa kurang belajar tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya faktor kesehatan, keadaan sosial, keadaan keluarga atau pergaulan, dan berbagai macam masalah pribadi lainnya.

Melihat pentingnya peningkatan hasil belajar bagi seorang siswa, maka dituntut untuk lebih berkonsentrasi dalam menerima pelajaran. Untuk memenuhi tuntutan itu siswa harus dalam keadaan tenang dan nyaman. Guru harus dapat mengidentifikasi segala permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Siswa yang memiliki masalah seperti kurang motivasi belajar, kurang berkonsentrasi, kurang percaya diri, kurang bisa membagi waktu dan tidak bisa bersosialisasi harus diberikan dukungan dan bantuan untuk memecahkan masalahnya dengan pemberian pertimbangan pemecahan masalah yang tepat. Tidak terkecuali dalam masalah pembelajaran membaca.

Membaca adalah kemampuan otak dan mata. Mata digunakan  untuk  menangkap  tanda-tanda  bacaan,  sehingga apabila  lisan mengucapkan  tidak  akan  salah.  Sedangkan  otak digunakan  untuk  memahami  pesan  yang  dibawa  oleh  mata, kemudian  memerintahkan  kepada  organ  tubuh  lainnya  untuk melakukan  sesuatu.  Jadi  cara  kerja  diantara  keduanya  sangat sistematis dan saling kesinambungan.

Pada  dasarnya  membaca  adalah  kegiatan  melihat  serta memahami isi bacaan yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam  hati. Sebagaimana  yang  diungkapkan  oleh  Bond  bahwa membaca  merupakan  pengenalan  simbol-simbol  bahasa  tulis yang  merupakan  stimulus  yang  membantu  proses  mengingat tentang  apa  yang  dibaca,  untuk  membangun  suatu  pengertian melalui pengalaman yang telah dimiliki. Sedangkan Henry Guntur Tarigan menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan  serta  dipergunakan  oleh  pembaca  untuk  memperoleh  pesan,  yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

Dalam  komunikasi  tulisan,  lambang-lambang  bunyi  bahasa  diubah  menjadi  lambang-lambang tulisan atau huruf-huruf menurut alfabet latin. Membaca  juga bisa diartikan sebagai suatu tindakan  merekonstruksi makna yang disusun penulis di tempat dan waktu yang berjauhan  dengan  tempat  dan  waktu  penulisan. Selain itu Yunus Abidin menjelaskan bahwa Pembelajaran  membaca  dapat  diartikan  sebagai  serangkaian  aktivitas yang  dilakukan  siswa  untuk  mencapai  keterampilan  membaca.

Pembagian membaca berdasarkan tingkatan dapat dibedakan  menjadi  dua  yaitu  membaca  permulaan  dan pemahaman  membaca  (reading comprehension). Membaca permulaan terdapat proses pengubahan yang harus  dibina  dan  dikuasai  terutama  dilakukan  pada masa  kanak-kanak.  Pada  masa  permulaan  sekolah, anak-anak diberikan  pengenalan huruf sebagai lambang bunyi  bahasa.  Pengenalan  huruf  tersebut  dinamakan proses  pengubahan,  setelah  tahap  pengubahan  tersebut dikuasai  siswa  secara  mantap,  barulah  penekanan diberikan pada pemahaman isi bacaan.

Membaca  pada  hakikatnya  adalah  suatu  yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan  tulisan,  tetapi  juga  melibatkan  aktivitas visual,  berpikir,  psikolinguistik,  dan  metakognitif. Sebagai  proses  visual  membaca  merupakan  proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.  Sebagai  suatu  proses  berpikir,  membaca mencakup  aktivitas  pengenalan  kata,  pemahaman literal,  interpretasi,  membaca  kritis,  dan  pemahaman kreatif.

Pada  kemampuan  membaca  atau  keterampilan  membaca menurut  Mulyono  Abdurrahman  mengutip  pendapat  Lerner bahwa kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai  bidang  studi.  Jika  anak  pada  usia  sekolah  permulaan tidak  segera  memiliki  kemampuan  membaca,  maka  ia  akan mengalami  banyak  kesulitan  dalam  mempelajari  berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Oleh kartena itu, anak harus  belajar  membaca  untuk  belajar.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan di kelas 1A MI Salafiyah Hidayatul Athfal Pekalongan melalui pengamatan, pembelajaran Tematik pada aspek membaca dengan penggunaan metode ceramah dan media papan tulis sudah baik, guru juga sudah memberikan contoh cara membaca kata dan kalimat dengan tepat, serta penggunaan lafal dan intonasi yang benar akan tetapi keterampilan membaca siswa masih rendah. 

Rendahnya keterampilan membaca ini didapati dari hasil tes membaca nyaring terdapat beberapa siswa yang membacanya masih belum tepat, hal ini dikarenakan perhatian siswa hanya terfokus pada 15 menit awal hingga pada kegiatan inti siswa cenderung ramai tetapi tidak dalam situasi belajar sehingga materi yang disampaikan tidak terserap sepenuhnya dan dipahami oleh siswa.

Berdasarkan  uraian  tersebut  maka  perlu  adanya  usaha  untuk  memberikan media  yang  menarik  dan  mendukung  dalam  pembelajaran  membaca  permulaan kepada siswa kelas 1A MI Salafiyah Hidayatul Athfal Pekalongan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan  media celemek baca. Celemek baca adalah celemek yang dibuat menggunakan kain flannel dan efektif  untuk  menyajikan  pesan-pesan  tertentu.  Celemek baca  dapat  dipasang  dan  dicopot  dengan  mudah  sehingga  dapat  dipakai berkali-kali. Dalam pembelajaran membaca permulaan,  celemek baca dapat  digunakan  untuk  menempelkan  gambar,  huruf, kata,  dan  kalimat  sederhana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline