Lihat ke Halaman Asli

Admin

Read To Write

Manusia Makhluk Unik dan Sisi Gelapnya yang Direpresi

Diperbarui: 5 September 2020   02:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muhamad Tonis Dzikrullah

Manusia merupakan makhluk unik yang penuh enigma. Sepanjang hidup, ia belajar. Segala yang ada di bawah kolong langit, dan di atas bumi, adalah laboratorium. Ladang observasi. Ia mempelajari kosmos, ia mempelajari lingkungan, ia mempelajari orang lain, ia juga mempelajari dirinya sendiri.

Dengan observasi, Manusia memperluas sudut pandang. Dengan refleksi, Manusia menyelami kedalamannya. Pada akhirnya, Manusia memiliki pengalaman-pengalaman, Kesan-kesan, yang darinya kemudian mampu mengambil sikap dan melakukan tindakan. Bagi sebagian pengalaman yang berkesan, akan tersusun rapi dalam ingatan. Namun, pengalaman yang tidak di sukai akan ia represi.  

Hal yang tidak berkenan akan diabaikan bahkan dibuang, termasuk pengalaman-pengalaman yang lemah untuk menciptakan kesan sadar padanya. Pada akhirnya, pengalaman-pengalaman yang sebelumnya Manusia sadari itu, dipukul mundur, disudutkan, dan terpojok pada ruang ketidaksadaran.

Apakah kesan-kesan, pengalaman-pengalaman yang berada di bilik ketaksadaran itu lenyap? Tentu tidak, hal tersebut akan tetap menjadi koleksi, turut serta dalam menyetir kesadaran dengan mengendap-ngendap mengarahkan manusia untuk berbuat sesuatu.

Bagi pengalaman yang tidak berkesan dan dianggap buruk, pada akhirnya akan menjadi "shadow", Sisi gelap dari seseorang. Shadow berisi insting primitif dan negatif. Sisi buas dan kebinatangan pada manusia, yang secara relijius dan sosial tidak mendapat apresiasi, sebagaimana kejahatan, kemarahan, rasa iri, sakit hati, keserakahan, dan lain sebagainya.

"Shadow", sebagaimana hakikatnya, cenderung direpresi, tidak diakui keberadaannya. Sebab itulah "Sahdow" tersebut, berusaha untuk disembunyikan. Paradoksnya, segala yang direpresi dan menjadi "shadow", berupaya dengan segenap diri coba untuk diproyeksikan ke luar dari dirinya. Ia mengatributkan apa yang ada padanya sebagai yang buruk kepada orang lain.

Padahal, dalam diri manusia sebenarnya telah bersemayam segala jenis kejahatan yang dikutuk secara sosial. Ia tidak mau dianggap kriminal, penjahat, pemarah, curang, serakah. Maka, tindak kekerasan dilakukan. Kekerasan yang bersifat individual bahkan menjadi tindakan kolektif, hal itulah yang merupakan ekpresi dari "shadow" tersebut.

Bahkan "shadow" dapat menjelma menjadi peperangan, kebencian terhadap ras dan agama tertentu yang diluar dirinya. Mereka saling menyebut bahwa orang lain adalah penjahat, kriminal, dimana pada intinya mengkambing-hitamkan orang lain yang sebenarnya bagian dari upayanya menolak "shadow"-nya sendiri.

Dan sialnya, setiap dari manusia bersemayam sisi gelap itu. Sebuah "shadow" yang berupaya mencari jalan ke luar untuk menyerang orang lain. Tidak jarang, ia dibungkus dengan kedok agama, keunggulan ras, dan atas nama kebenaran yang jika ditelisik lebih jauh merupakan suatu ke-irasional-an.

Oleh; Muhamad Tonis Dzikrullah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline