Garut, 25 Juli 2025 — Semangat menyapa dan belajar dari masyarakat menjadi langkah awal yang ditempuh oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 148 UIN Sunan Gunung Djati Bandung di Dusun 2, Desa Ciwangi, Kecamatan Balubur Limbangan, Kabupaten Garut. Dalam tajuk “Rembug Warga”, mahasiswa dan warga berkumpul dalam satu forum hangat di Masjid Jami’ Ar Rahman kampung manjah beureum, menjalin dialog, bertukar cerita, dan membangun fondasi kebersamaan untuk pengabdian yang lebih bermakna.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Siklus 1 dalam skema KKN berbasis Sistem Pemberdayaan Masyarakat (Sisdamas). Melalui pendekatan sosial awal ini, mahasiswa tidak hanya memperkenalkan diri, namun juga aktif mendengarkan potensi, keluh kesah, dan harapan masyarakat — sebagai pijakan untuk program-program yang lebih aplikatif dan kontekstual ke depannya.
Para Warga Menyimak Acara dengan Seksama
Acara dimulai dengan sesi perkenalan anggota KKN 148 satu per satu kepada warga. Mereka datang dari latar belakang yang berbeda, namun membawa misi yang sama: menjadikan masyarakat sebagai guru, bukan hanya objek pengabdian.
Selanjutnya, mahasiswa memaparkan sistem Sisdamas yang menjadi kerangka kerja KKN. Warga diberi pemahaman tentang peran mahasiswa sebagai fasilitator, bukan pelaksana tunggal. Diskusi interaktif pun menjadi puncak acara, dengan partisipasi aktif dari unsur RW 4, RW 5, RW 6, dan RW 11, serta ibu-ibu PKK dan tokoh masyarakat setempat.
Diskusi ini membuahkan sejumlah temuan penting, di antaranya:
- Potensi lokal seperti pertanian jagung, cabe, singkong, usaha mikro berbasis makanan ringan (opak dan ranginang), seni adu ketangkasan, hingga kegiatan keagamaan yang terstruktur di setiap RW.
- Permasalahan desa yang meliputi keterbatasan sarana pendidikan diniyah, alokasi pupuk yang terbatas, rendahnya kesadaran pengelolaan sampah, serta tantangan kesehatan hewan ternak dan hama pertanian.
- Program rutin masyarakat seperti posyandu, senam bersama, pengajian berkala, KWT (Kelompok Wanita Tani), dan kerja bakti (JUMSIH).
- Harapan warga agar mahasiswa dapat menyelenggarakan sosialisasi, berbagi pengetahuan praktis, hingga terlibat dalam pengembangan sistem pertanian dan ekonomi kreatif warga.
Diskusi Interaktif dengan Warga dipandu oleh Mahasiswa
Kehadiran mahasiswa disambut positif oleh warga. Rembug warga ini membangun relasi dua arah: mahasiswa mendapat wawasan lapangan yang nyata, sementara masyarakat merasakan kehadiran mitra yang mau mendengar dan bekerja bersama.
Ibu-Ibu PKK sedang berdiskusi mengenai topik yang diberikan
Ketua KKN 148 menegaskan bahwa hasil rembug ini menjadi peta awal dalam menyusun kegiatan yang relevan dan solutif. “Kami ingin seluruh kegiatan KKN ini tumbuh dari akar persoalan warga. Bukan sekadar proyek formalitas, tapi sesuatu yang bisa dirasakan dan dilanjutkan bersama,” ujarnya.