Lihat ke Halaman Asli

Pengaruhnya Pendidikan Islam terhadap Karakter pada Anak

Diperbarui: 6 Desember 2022   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan dasar kehidupan manusia. Setiap anak belajar sejak usia dini untuk mengembangkan dan menggunakan kekuatan mental, moral dan fisik. Semuanya mereka dapatkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi anak karena dapat mendidik anak untuk mencapai cita-citanya. Pendidikan yang ditanamkan sejak dini adalah pendidikan agama, khususnya pendidikan Islam bagi kita umat Islam. 

Pada dasarnya pendidikan Islam merupakan sarana untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia. Dalam ajaran Islam, akhlak atau etika tidak dapat dipisahkan dari iman. Iman adalah pengakuan hati untuk beriman kepada Allah SWT. Moralitas adalah cerminan dari keyakinan dalam bentuk tingkah laku, bahasa dan sikap, atau dengan kata lain moralitas adalah perbuatan baik. Iman bermakna (abstrak), sedangkan akhlak adalah tanda keimanan berupa perbuatan yang dilakukan secara sadar dan semata-mata karena Allah. 

Tingkat pendidikan membantu dalam roda kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan penghormatan dan pengakuan, yang merupakan bagian penting dari kehidupan baik secara pribadi maupun sosial. Pendidikan agama Islam sangat erat kaitannya dengan pendidikan pada umumnya, tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk meningkatkan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT. Tujuan pendidikan Islam sejalan dengan misi Islam, yaitu memperkuat nilai-nilai akhlak untuk mencapai Achlakul Karimahi. Tujuan pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak yang mampu menghasilkan manusia yang bermoral, berjiwa suci, berkemauan keras, cita-cita sejati dan akhlak yang tinggi.

Kehidupan manusia tentunya telah melewati beberapa tahap perkembangan, mulai dari janin, anak, masa bayi, dewasa, dan remaja. Anak muda merupakan bagian dari usia yang rentan terhadap permasalahan hidup, dimana anak muda masih memiliki jiwa yang labil dan ketidakstabilan inilah yang menyebabkan anak mengalami gangguan jiwa. Minimnya pendidikan agama disebabkan salah satu faktor yaitu kurangnya pendidikan agama dalam keluarga. 

Bagi orang tua yang kurang semangat dalam menyekolahkan anaknya, faktor lain adalah pergaulan bebas yang tidak dapat dikendalikan oleh siswa sehingga menyebabkan nilai pendidikannya turun atau putus sekolah. Ini semua yang menyebabkan kurangnya pendidikan agama Islam khususnya di kalangan remaja karena guru kurang memperhatikan dan orang tua kurang memperhatikan anaknya.

Keluarga yang tidak mendidik anaknya sejak kecil, sehingga tidak memahami norma-norma kehidupan bermasyarakat. Tata krama yang baik sesuai dengan ajaran agama tidak diajarkan kepada anak oleh orang tua sejak usia dini. Kebiasaan baik yang terbentuk sejak lahir merupakan pondasi utama pembentukan pribadi seorang anak. Ketika kepribadian sarat dengan nilai-nilai agama dan akhlak yang baik, maka anak terhindar dari perilaku buruk.

Peran orang tua dan anak biasanya memiliki hubungan yang sangat erat, baik secara fisik maupun psikis. Di sini kami biasanya mengambil keputusan bahwa orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam pengasuhan seorang anak. Jika nilai agama dan moral tidak ditanamkan pada seorang anak sejak kecil, maka anak tersebut akan menjadi salah satu generasi yang akan menghancurkan dirinya sendiri, bangsa, agama dan dunia.

Berdasarkan hasil fakta baik di Indonesia maupun belahan dunia lainnya, semangat pemuda semakin menurun dari tahun ke tahun. Dalam semua aspek moralitas, bahasa, pakaian, masyarakat, dll. Kerusakan moral ini tampaknya tidak diperhatikan dan dibiarkan menyebar lebih jauh.

Penyebab utama kemerosotan moral generasi muda adalah pembangunan yang tidak seimbang di era globalisasi. Virus globalisasi terus melemahkan bangsa ini. Sayangnya, kita sepertinya tidak menyadarinya, tapi mengikutinya. Kita tetap menuntut kemajuan di era global ini tanpa memperhatikan kesopanan aspek budaya negeri ini. Ketidakseimbangan inilah yang pada akhirnya menyebabkan moralitas runtuh dan rusak.

Andai saja pemerintah tidak (masih) disibukkan dengan masalah korupsi belakangan ini. Mari kita berharap pejabat pemerintah memiliki waktu untuk menangani masalah moral dan agar anak bangsa patuh




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline