Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Iqbal Al Hilal

Freelance Writer

Ganjar Temui Luhut, Kenaikan Harga Tiket Borobudur Resmi ditunda

Diperbarui: 8 Juni 2022   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Menkomarves Luhut Pandjaitan/Foto: Antaranews

(08/06/2022)- Candi Borobudur tempat sembahyang para umat Buddha di Indonesia tersebut, pernah menjadi salah satu 7 keajaiban yang ditetapkan oleh Badan Warisan Dunia ( UNESCO) sampai akhirnya digantikan oleh bangunan lainnya.

Selepas tidak lagi menyandang gelar 7 keajaiban dunia, bangunan yang bertingkat-tingkat itu tetap menjadi salah satu destinasi wisata andalan Indonesia baik untuk wisatawan lokal maupun turis mancanegara yang selalu ingin kembali datang ke bangunan yang pertamakali ditemukan pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda era penjajahan Inggris Thomas Stanford Raffles, pada tahun 1814.

Sebelumnya, Borobudur yang dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno itu, sempat ditinggalkan selama beratus-ratus tahun lamanya dan terkubur oleh abu vulkanik, serta tanaman dan rerumputan meskipun warga sekitar tahu bahwa bangunan ini ada sebelum ditemukan oleh Inggris, namun keberadaannya justru dibiarkan selain karena masyarakat belum mengetahui pentingnya bangunan tersebut, sekaligus membuat anggapan tempat ini menjadi angker pun menjadi kuat.

Semenjak ditemukan dan dilakukan penelitian selama ratusan tahun baik di masa penjajahan Inggris, Belanda sampai Indonesia merdeka dan akhirnya dipugar tahun 1983 bangunan ini semakin mendapat perhatian sebagai destinasi wisata sekaligus tempat beribadah bagi umat agama Buddha.

Belakangan Candi Borobudur kembali menjadi perhatian masyarakat hal ini, diakibatkan oleh adanya keinginan dari Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, yang menyebut akan menaikkan harga tiket masuk ke Borobudur.

Candi Borobudur/Foto: Suara.com

Kenaikan harga dari yang awalnya sebesar Rp 50.000. untuk turis lokal menjadi Rp 750.000 untuk per orang membuat khalayak umum akhirnya ramai-ramai menyampaikan keluhan pada Luhut. Harga dengan nominal seperti ini disebut sangat mahal dan justru membuat enggan turis lokal datang ke sana.

Kenaikan juga terjadi pada wisatawan asing menjadi USD 100 per orang. Hal ini dilakukan semata-mata demi merawat dan menjaga Borobudur. Memang seperti kita ketahui bersama, bangunan ini memang jika tidak mengurangi jumlah kunjungan wisatawan dikhawatirkan akan semakin mudah rusak. Bagi saya yang pernah berkunjung ke sana pada tahun 2017 silam saja, struktur dari Candi tersebut sudah bisa terasa bergoyang-goyang ketika berada diatasnya.

Meskipun tujuan menaikan harga ini sangat bagus demi menjaga Candi yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra, Kerajaan Mataram Kuno itu, juga tetap mempertimbangkan ekonomi masyarakat yang baru pulih pasca Covid-19 yang melanda tanah air selama dua tahun kebelakang.

Akibat banyaknya penolakan harga tiket yang terlampau tinggi akhirnya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menemui Luhut selaku Menkomarves, di Rumah Dinas Gubernur Jateng pada Selasa (07/06).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline