Lihat ke Halaman Asli

Mugiarni Arni

guru kelas

Perut Kenyang, Dompet Kosong

Diperbarui: 7 Februari 2024   05:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar pixabay. com gratis 

Cerpen 

 Perut Kenyang, Dompet Kosong

Nara mengunyah nasinya dengan malas. Rasanya gurih dan segar, soto ayam buatan Bu Tuti memang selalu lezat. Tapi entah mengapa, pagi ini Nara tidak bisa menikmatinya sepenuhnya. Pikirannya terus tertuju pada dompetnya yang kempes.

Tadi pagi, Nara sudah sarapan di rumah dengan nasi uduk dan telur dadar. Rasanya tidak kalah enak dengan soto Bu Tuti. Tapi, Nara tergoda untuk jajan soto ayam di perjalanan ke sekolah. Aromanya yang menggoda dan rasa laparnya yang mendera membuatnya tidak bisa menahan diri.

Sekarang, perutnya sudah kenyang. Tapi, Nara mulai cemas. Uang jajannya hari ini hanya tinggal dua puluh ribu rupiah. Cukupkah untuk membeli jajanan di sekolah? Atau, dia harus menahan lapar sampai jam pulang sekolah?

Nara melirik ke arah teman-temannya yang asyik makan soto dengan lahap. Mereka terlihat bahagia dan tidak pusing memikirkan uang jajan. Nara merasa iri. Seandainya saja dia tidak sarapan di rumah, mungkin dia bisa menikmati soto Bu Tuti dengan lebih tenang.

Sambil melahap sisa sotonya, Nara mulai menghitung-hitung pengeluarannya hari ini. Dia harus membeli buku tulis, membayar uang fotokopi, dan jajan untuk makan siang. Dua puluh ribu rupiah sepertinya tidak akan cukup.

Nara menghela nafas pasrah. Dia sudah terbiasa dengan situasi ini. Sebagai anak dari keluarga sederhana, Nara harus pandai-pandai mengatur uang jajannya. Dia harus belajar untuk tidak jajan sembarangan dan menabung untuk keperluan yang lebih penting.

Meskipun perutnya kenyang, Nara tetap merasa sedikit sedih. Dia ingin sekali bisa jajan bebas seperti teman-temannya. Tapi, dia tahu bahwa itu tidak mungkin. Dia harus menerima kenyataan dan berusaha untuk mengatasinya.

Nara menghabiskan sisa sotonya dengan perasaan campur aduk. Dia kenyang, tapi dompetnya kosong. Dia bahagia bisa makan soto Bu Tuti, tapi dia juga cemas memikirkan uang jajannya yang tidak cukup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline