Lihat ke Halaman Asli

Ada Dalih Agama di Balik Pembangunan "Patung Lucu" Senilai Rp 1 Miliar

Diperbarui: 10 Februari 2020   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Patung Gajah Mungkur di Gresik| Foto: Detik

Tetenger atau "land mark" baru di Kabupaten Gresik mendadak menjadi bahan pembicaraan. Bagaimana tidak, tetenger yang diklaim sebagai patung Gajah Mungkur ini memiliki bentuk yang sangat abstrak dan jauh dari kesan hewan yang memiliki gading itu.

Lebih jadi bahan pembicaraan, lantaran anggaran untuk membuat patung yang terletak di pertigaan Sukorame itu dialokasikan sebesar Rp 1 miliar dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT Petrokimia Gresik.

Dikutip dari Radar Surabaya, ternyata banyak masyarakat yang cukup kecewa dengan hasil akhir patung gajah itu. Salah satunya adalah Solikin, warga setempat yang berhasil diwawancara koran tersebut. Tanpa ragu, Solikin mengatakan jika patung itu seperti mainan anak-anak.

Bahkan, patung gajah itu menjadi bahan pembicaraan warganet dan sempat menghebohkan media sosial. Humas PT Petrokimia Gresik sebagaimana diberitakan Detik, membenarkan jika patung itu dana berasal dari CSR perusahaannya.

Akan tetapi, semua desain dan konsep pengerjaan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Gresik. Ia mengaku perusahaan tidak tahu menahu soal konsep. Sebab, perusahaan hanya menjalankan kewajiban dengan emberikan anggaran yang diminta.

Ihwan juga mengakui jika memang desain gajah itu tergolong sangat baru dan unik. Bentuknya yang abstrak itu, bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Namun, apa mau dikata, patung yang sudah terbangun itu sudah dianggap masyarakat memiliki bentuk yang lucu dan jauh dari kesan indah. Bahkan, Ahli Waris dari Rumah Gajah Mungkur mempersoalkan pendirian patung tersebut.

Akhmad Khoiri salah satu ahli waris Rumah Gajah Mungkur, menjelaskan, jika pihaknya tidak pernah diajak berbicara perihal pendirian patung. Meski tidak mempermasalahkan bentuk patung yang lucu itu, namun sebagai ahli waris Gajah Mungkur pihaknya tidak diberitahu sebelumnya.

Bahkan, ia meminta agar patung itu dibongkar lantaran tidak ada izin dari ahli waris dan tidak mengedepankan etika dalam prosesnya.

Lantas bagaimana jawaban dari Pemerintah Kabupaten Gresik. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Gresik, Ida Lalilatus Sa'diyah mengaku jika memang patung di desain seperti itu. Alasannya, ia hanya meriplikasi patung dan tidak membuatnya dengan detil lantaran takut ada protes.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline