Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Betapa Malang Kompasianer yang Terobsesi Artikel Utama

Diperbarui: 25 Agustus 2025   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Artikel Utama Kompasiana (Tangkapan layar Kompasiana)

Ada teman kompasianer yang terobsesi tulisannya menjadi Artikel Utama (AU) di Kompasiana.

Obsesi yang aneh. Gak ada keren-kerennya. Obsesi itu, ya, setidaknya ingin menjadi pengacara kondang kaya-raya, agar kamu bisa menyiksa jemari tanganmu dengan puluhan cincin bermata berlian besar. Atau sekurangnya ingin menjadi wakil menteri agar bisa koleksi puluhan mobil mewah dan motor besar.

Ketimbang terobsesi tulisan menjadi AU, masih lebih keren cita-cita seorang siswa SD bernama Budiono Siregar: "Menjadi kapal laut."  Omon-omon, ada mantan presiden bermarga Siregar, kan?

Terobsesi tulisan menjadi AU, tapi tak kunjung terealisasi, bisa memicu prasangka-prasangka buruk dalam kepala.

Antara lain, satu, menuduh Admin Kompasiana (K) diskriminatif, like and dislike. Admin K disangka menganak-emaskan sejumlah kecil kompasianer tertentu yang menulis entah apa saja pasti langsung AU.  Lazimnya yang punya prasangka begitu adalah kompasianer lansia; mereka berharap dikakek-emaskan atau dinenek-emaskan oleh Admin K.

Dua, suudzon bahwa para kompasianer yang langganan AU itu menggunakan jimat peluluh hati Admin K. Jimat itu diduga mereka beli dari kompasianer cum dukun Acek Rudy. Padahal Acek Rudy sendiri tak percaya kejituan jimatnya. Buktinya, tulisannya gak pernah jadi AU (lagi). Makanya kini dia banting stir menjadi novelis genre horor-agamis.

Tiga, menyangka para kompasianer langganan AU itu telah bersekongkol dengan AI (Akal Instan) mengadali (meng-kadal-i) Admin K.  Kompasianer dan AI bersekutu membuat formulasi 99% AU ala Kompasiana, lalu menulis artikel berdasar formulasi itu.

Empat, ah, cukup tiga, deh. Judulnya tadi kan "antara lain".

Prasangka yang ketiga, kolaborasi dengan AI, tampaknya jalan pintas yang menarik untuk menuntaskan obsesi AU.  Agar hasilnya gak kodian, Uda Merza sudah memberikan tip: edit artikel hasil AI, beri sentuhan personal, sehingga bebas dari format standar tanpa jiwa.

Tapi, betapa malang kompasianer yang bersekutu dengan AI demi tulisan AU di Kompasiana. Itu mengingatkanku pada Dr. Faust yang menggadaikan jiwanya kepada Mefistofeles demi pengetahuan (knowledge) dan kekuatan (power) tanpa batas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline