Lihat ke Halaman Asli

Felix Tani

TERVERIFIKASI

Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

[Poltak #027] Tiga Babi dari Panatapan

Diperbarui: 7 November 2020   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Peristiwa Poltak tersangkut di tanduk kerbau dengan cepat tersebar dan menjadi olok-olok di Panatapan.   Agen utama penyebaran kisah memalukan itu siapa lagi kalau bukan Binsar dan Bistok.  Begitulah, jika ada hal buruk tentang diri seseorang tersebar cepat ke ruang khalayak, sudah pasti penebarnya orang terkarib.

Lebih buruk lagi, entah bagaimana caranya,  cerita itu menyebar pula ke kelompok Sekolah Minggu di Gereja Katolik Toruan. Kisahnya bahkan lebih mengerikan akibat distorsi.  Katanya, Poltak tertancap di tanduk kerbau tepat pada lubang anusnya.  Akibatnya, katanya, pantat Poltak menjadi blong bolong.

"Bah, malu kali pun aku," keluh Poltak pada Binsar dan Bistok. "Aku tak maulah ikut lagi latihan tonil," lanjutnya.    

"Bah, jangan begitulah kau, Poltak.  Peranmu di tonil itu penting kali," sergah Binsar.  

"Kalau kau tak mau ikut latihan, kami juga tak maulah," tambah Bistok. Itu tuah Perjanjian Hariara Hapuloan.

Dalam perayaan Hari Natal tahun ini, kelompok Sekolah Minggu Gereja Katolik Aeknatio akan memanggungkan tonil dengan lakon "Si Anak Hilang".  Kisah itu diambil dari perumpamaan tentang anak hilang dalam Kitab Injil.

Malam Natal, malam pemanggungan tonil, akan tiba lima hari lagi. Kalau sampai tiga sekawan itu mogok latihan, maka panggung tonil mereka bisa berantakan. Kendati hanya penampilan pembuka untuk tonil umat dewasa, tonil anak-anak itu penting untuk eksistensi Sekolah Minggu.

"Bah, rusak kalilah kalian. Aku ikut latihan terus, kalau begitu."   Keputusan Poltak disambut derai tawa Binsar dan Bistok.

Malam Natal yang dinanti telah tiba.  Warga Panatapan, Toruan dan Sosorlatong, mengalir ke gereja bersama, Gereja Katolik Aeknatio. Termasuk Poltak bersama kakek dan neneknya. 

"Poltak, kau sudah hapal peranmu dalam tonil nanti malam?"  Kakeknya bertanya, hendak memastikan, sesaat sebelum masuk gereja.  Kakeknya, seperti juga orangtua lain, tak pernah mau tahu peran anak  atau cucunya dalam tonil. Tahunya main tonil. Itu saja.

"Sudah, Ompung," jawab Poltak mantap. "Aku akan memainkan peranku dengan hebat. Agar ompungku bangga," tekad Poltak dalam hati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline