Lihat ke Halaman Asli

Muhammad RifqiFawzi

Sura jaya ningrat lebur denging pangestuti

Menanti Keajaiban dalam Sejuta Harapan, Raih Kemenangan Ramadhan!

Diperbarui: 23 Mei 2020   09:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The street and mosque al Ghouri in Cairo, John F Lewis, 1875

Bulan Ramadhan adalah bulan  suci yang mendatangkan banyak berkah dan keistimewaan. Keistimiwaan bulan Ramadhan terletak pada anjuran anjurannya diantaranya mengajarkan kita akan rasa syukur, ketaqwaan, keimanan dan kesetaraan antar umat manusia.

Namun, ramadhan tahun 1441 H ini berbeda dengan ramadhan pada tahun sebelumnya dimana pada tahun ini kita semua dihadapkan kondisi worst case dengan adanya pandemi covid 19 ini.

Dalam pandemi ini kita dituntut, dipaksa untuk menghadapi suatu kondisi yang sangat sulit dalam segi sosial ekonomi. 

Kembali lagi kepada dasar, kata "kemenangan" itu sendiri yang berasal dari kata "menang" yang berarti berhasil mengalahkan musuh, mengalahkan lawan.

Namun kita semua perlu ketahui bahwa kemenangan dalam bulan ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar & haus, bukan hanya menahan perkataan kotor atau hal hal yang terlihat dalam pengelihatan kita secara visual namun justru tentang bagaimana kita bisa menang melawan musuh terbesar kita yaitu diri kita sendiri.

Dalam bulan Ramadhan seharusnya manusia bisa lebih fokus untuk mencoba mengalahkan dirinya sendiri. Dalam hal ini mengalahkan diri sendiri dengan hati yang ikhlas penuh kelapangan dada, tidak ada keterpaksaan dalam mengalahkan diri sendiri.

karena memang untuk mengalahkan diri sendiri kita tidak bisa melawannya namun justru kita harus berkomunikasi dengan diri kita sendiri, mencoba mengevaluasi serta mengkoreksi apa yang memang harus diluruskan dari diri ini sehingga ada satu tekad yang ikhlas dan tabah dalam menjalani perubahan kearah yang belih baik.

lalu apakah kemenangan dalam kondisi pandemi ini tetap memungkinkan untuk diraih? Memang sulit memerangi kemudian berdamai dengan diri sendiri dalam kondisi pandemi seperti ini.

Bayangkan saja, berapa banyak mereka yang kehilangan pekerjaan, tak ada pekerjaan bahkan jika saat ini mungkin kita masih bisa berfikir "Besok makan apa?" diantara 267 juta penduduk indonesia banyak yang malah berfikiran "Besok apa makan?" jangankan memilih menu untuk makanan besok, besok makan atau tidak mereka juga tidak tahu. 

Namun disinilah letak peluang bagaimana kita sebagai umat manusia dapat meraih kemenangan sesuai kondisi kita masing masing bagaimana seluruh manusia tergerak untuk saling berbagi, untuk bertawakal, untuk berikhtiar dan tentunya untuk berubah kearah yang lebih baik dengan hati yang ikhlas dan lapang dada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline