Lihat ke Halaman Asli

Detik-Detik Teakhir Klaim Reimburse AKMI

Diperbarui: 30 Juni 2025   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gemini Generated Image

Pagi itu, grup WhatsApp "AKMI2024" riuh rendah. Notifikasi terus bermunculan, memecah kesunyian ruang kerjaku yang masih gelap. Suara getaran ponsel di meja kayuku terasa seperti detak jarum jam yang kian cepat. Tanggal 20 Oktober 2024, pukul 10.03, adalah batas akhir pelaporan, dan aku, seorang instruktur visitasi AKMI yang berdedikasi, merasakan tekanan yang luar biasa. Aku menghela napas, aroma kopi instan yang baru diseduh sedikit menenangkan saraf yang tegang, memberikan kehangatan yang lembut di tenggorokan.

Aku menggeser layar ponselku, melihat pesan-pesan yang masuk. Ada Fauzan Ridlo, E-ONE-FID, Rifai Ibnu Umar, Ilmiah, Luthfi Amrusi, Rina Eka Munawir, dan Jumrana yang baru ditambahkan ke grup. Semua adalah rekan seperjuangan, menghadapi tantangan yang sama dalam menyukseskan Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) tahun ini. Aku bisa merasakan denyut nadi di pelipis, seiring dengan stres yang memuncak.

"Mohon pencerahan barangkali ada yg bisa bantu masalah seperti ini, saya instruktur visitasi yang periode 5 yg sdh melaksanakan visitasi selama 5 hari, kesalahan saya ketika di Perjadin saya memilih jenis Perjadinnya sehari bukan menginap, krn memang rencana saya tdk menginap tapi pp setiap hari sehingga ketika di laporan keuangan muncul seolah saya hanya melakukan perjalanan 1 hari, padahal sesuatu yang tidak mungkin saya dapat 5 madrasah sementara visit saya lintas kabupaten, sesuai spd yang saya laporkan selama 5 hari (14-18 oktober), tampilan di laporan keuangannya jadi seolah saya hanya sehari melaksanakan tugas, ini memang kesalahan saya yang kurang mencermati tutorial tentang perjadin mohon bantuan dan solusinya sy sdh menyelesaikan semua laporan, kecuali yang laporan terakhir tentang keuangan, terimakasih sebelumnya🙏🙏🙏"

Pesan dari nomor tak dikenal itu membuatku mengernyit. Aku tahu betul betapa rumitnya sistem pelaporan perjalanan dinas (perjadin) ini. Suara ketukan jariku pada keyboard laptop terdengar pelan saat aku membuka aplikasi AMAN. Jemariku terasa kaku, dingin, seakan membeku karena ketegangan. Aku sendiri pernah hampir melakukan kesalahan serupa.

Tak lama, pesan lain muncul dari Shokhifatul Ilmiah, "Mohon bantuannya juga, kalau saya belum bisa mengajukan SPPD di AMAN Karena belum ada pilihan program Pendampingan Tindak Lanjut Hasil AKMI 2024." Aku merasakan denyutan ringan di pelipis. Masalah teknis seperti ini memang seringkali menjadi batu sandungan.

Kemudian, ada pertanyaan tentang klaim penginapan. "Ass, izin bpk/ibu jika ada yg sama kendalanya mohon pendapat untuk klaim penginapan 3 hari tidak menggunakan penginapan 1 hari menggunakan penginapan di belikan pihak LSP, di aplikasi otomatis 4 hari hanya saja nominal yang bisa dirubah, apakah saya bisa hitung sendiri 30% x 3 hari kemudian input manual dengan jumlah tersebut."

Aku menghela napas lagi. Aku ingat arahan dari teman-temanku. "Kalau tidak menginap tidak usah dihitung nanti akan dihitung sendiri oleh panitia, syarat cuma beda kabupaten dengan tempat tinggal." Aku mengetik balasan singkat, mencoba membantu semampuku. Layar ponselku memancarkan cahaya biru yang menyorot wajahku yang lelah, membuat mataku sedikit perih.

Di tengah semua kerumitan administrasi ini, aku teringat tujuan utama AKMI: meningkatkan mutu pendidikan madrasah. Aku membayangkan wajah-wajah ceria siswa-siswi madrasah yang aku kunjungi, semangat guru-guru dalam mempersiapkan anak didiknya. Senyum tipis terukir di bibirku, membayangkan semangat mereka. Semua perjuangan ini, semua kerumitan birokrasi, pada akhirnya adalah demi masa depan pendidikan.

Aku kembali fokus pada laptopku. Aku harus memastikan laporanku sempurna. Bau kertas laporan yang baru dicetak memenuhi indra penciumanku. Aku tahu, di balik setiap angka dan setiap laporan, ada harapan besar yang diemban oleh para pejuang AKMI seperti diriku.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline