Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Pascal Fajrin

A kid from yesterday, today

Polemik Impor KRL Bekas: Yang Penumpang Butuhkan adalah KRL SF12

Diperbarui: 18 April 2023   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KRL SF12 saat uji coba di Lin Rangkasbitung, November 2022 | Foto penulis

Polemik impor KRL bekas atau bukan baru kini telah memasuki babak baru. Setelah tidak direkomendasikan oleh BPKP, kini Kementerian BUMN membuka peluang untuk mengimpor sebanyak maksimal 12 rangkaian KRL untuk kebutuhan tahun 2023. Hal ini disampaikan setelah terlaksananya focus group discussion (FGD) tentang KRL bersama INSTRAN beberapa waktu lalu.

Sementara itu, terdapat usulan retrofit atau pembaruan teknologi KRL untuk tahun 2024. Namun usulan ini banyak ditentang terutama karena biayanya mahal, dapat membebani subsidi, dapat membebani tarif KRL yang harus dibayarkan penumpang, dan juga usia armada KRL yang akan diretrofit sudah di atas 40 tahun. Bahkan, 11 rangkaian KRL di antaranya sudah berusia di atas 50 tahun.

Usulan retrofit ini juga tidak sesuai dengan kebutuhan penumpang. Pasalnya, saat ini pasar penumpang KRL kebanyakan menginginkan KRL dengan stamformasi (SF) 12 gerbong (SF12), sementara KRL yang masuk usulan retrofit adalah KRL-KRL dengan SF hanya 8 gerbong (SF8). KRL-KRL SF8 dianggap sudah tidak lagi relevan dengan keadaan berkomuter dengan KRL di Jabodetabek.

Sekilas tentang KRL SF12

KRL SF12 saat pertama kali beroperasi reguler, Januari 2016 | Foto penulis

KAI Commuter telah mengoperasikan KRL SF12 sejak tahun 2015, saat masih bernama KCJ. Di tahun tersebut, perusahaan mendatangkan 120 unit KRL seri 205 dengan SF hanya 6 gerbong per rangkaiannya. Infonya, awalnya SF rangkaian-rangkaian KRL tersebut hendak diatur ulang menjadi SF8. Namun alih-alih merealisasikan rencana tersebut, direksi melakukan "gebrakan" dengan mengatur ulang SFnya menjadi SF12 dengan menggabungkan setiap dua rangkaian KRL SF6 menjadi satu rangkaian KRL SF12.

Seluruh 120 unit KRL tersebut datang mulai pertengahan 2015, dengan tiga rangkaian terakhir tiba pada awal 2016. Dengan daya tampung lebih banyak, KRL SF12 kemudian menjadi standar baru layanan perusahaan kepada pengguna jasa KRL. Dengan asumsi satu gerbong KRL dapat mengangkut 200 penumpang, KRL SF12 dapat mengangkut 2400 penumpang. Sedangkan KRL SF10 mengangkut 2000 penumpang, dan KRL SF8 hanya 1600 penumpang.

KAI Commuter kemudian juga merekayasa SF 176 unit KRL seri 205 kedatangan 2014 dari SF8 menjadi SF12 mulai tahun 2016. Caranya, setiap empat rangkaian SF8 diubah menjadi dua rangkaian SF10 dan satu rangkaian SF12. Di tahun 2017 pun rekayasa ini dilakukan pada KRL seri 203, 8000, dan 8500.

Rekayasa ini berlanjut lagi di antara tahun 2019 hingga 2020, di mana pada beberapa rangkaian KRL dari 336 unit KRL seri 205 kedatangan 2018-2020, setiap tiga rangkaian SF8 diubah menjadi dua rangkaian SF12. Per akhir 2020, perusahaan memiliki 43 rangkaian KRL SF12 hasil dari rekayasa tersebut. Di pertengahan 2022, rangkaian-rangkaian ini beroperasi hanya di Lin Bogor dan Lin Cikarang.

Sebelumnya KRL SF12 juga pernah beroperasi di Lin Tangerang, dan rencananya akan beroperasi di Lin Rangkasbitung setelah uji coba tahun 2022 lalu. Namun hingga kini KRL SF12 belum secara reguler beroperasi di dua lin padat penumpang tersebut akibat defisit rangkaian KRL yang terjadi sejak masa pandemi COVID-19 tahun 2020 silam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline