Merajut Cita-cita
Kutengadah kubiarkan diguyur hujan basah, sejak kemarau panjang membentang, hujan pertama turun menebarkan aroma, bau tanah yang sedap, nikmat kucecap hingga relung hatiku membuncah,merasakan damai dalam seluruh nadi jaringan jiwaku.
Suasana itu yang kurasa di masa kecilku, di mana laku mangsa perubahan cuaca hadir disiplin tepat waktu. Seperti anak sekolah yang tertib akan aturan dan perintah guru. Namun sekarang semua telah berubah, hujan dan kemarau hadir tak beraturan. Saling menyusul mendahului tak kenal kompromi.
Perubahan cuaca yang terus saja mendadak terjadi salah siapa ini? Mestinya sebagai manusia saya harus menyadari bahwa alam tidak seimbang lagi. Apakah cukup hanya diriku yang sadar? Tentu tidak !, mestinya seluruh penghuni jagat ini menyadarinya dan berbuat sesuatu untuk memelihara dan mencintai bumi.
Tapi kenyataannya keserakahan segelintir manusia yang haus kuasa dan kekayaan merusak bumi, membabat pepohonan, menguakkan seluruh isi perut bumi, yang menyimpan kekayaan emas, mangan, batu bara dan masih banyak lagi.
Perut pertiwi dikoyakkan dan jadi rebutan anak-anaknya yang tak tahu diri. Mejerit pertiwi tak bisa mengendalikan siklus kewanitaannya yang sehat alami. Yang dulu pernah dimilikki dan dirawatnya untuk menghidupi anak-anak negeri.
Sadarkah wahai manusia! Apakah baru sadar jika bumi memuntahkan korban? kita mati diterjang bencana? jangan sampai semua terlambat sesudah tubuh ini jadi mayat. Mari bumi ini kita cintai dan rawat.
Agar perubahan cuaca terjaga tidak semakin ruyam dan gawat. Menjadikan alam semesta dan kehidupan manusia semakin aman, harmoni sehat walafiat. Saya ingin bersuara....tapi tak mampu hanya sendiri, kuingin mengajak semua untuk ber-revolusi, membaharui diri dengan tulisan, di media berjuang tanpa henti membaharui serta memulihkan kelestarian bumi.
Kadang saya terjaga disaat tidur nyenyakku. Jika pikiran dan hatiku dipenuhi jeritan JPIC ( Justice Peace Integration with the whole Creation ) atau jika diucapkan dalam Bahasa kita sendiri artinya Keadilan Perdamaian Keutuhan Ciptaan. Suatu kesatuan dalam kebersamaan dalam tindakan nyata agar setiap manusia melakukannya.
Mengajak dan Bergerak dalam tindakan Nyata.
Saya mengarahkan pandangan pada apa yang terdalam dari kehidupan manusia,pada kesehariannya, memperjelas tuntas motivasi dari peziarahan kita dalam mencari Allah, Sang Murbeng Jagat. Ayo kita mempertanyakan kembali dimensi kontemplatif pada diri sendiri di saat ini, untuk dapat mengenali misteri rahmat yang membentuk, memberi gairah dan mengubah kita dalam kehidupan setiap hari..