Awal mula datang ke Kali Loji.
Bermula dari Maria Katarina Sri Handayani yang hatinya terusik setiap kali pergi ke gereja melewati jembatan Kali Loji. Dibawahnya banyak penghuni, yang tidur beralas kardus, mencuci beras dengan air kali yang amat kotor mengihitam dan berbau amis. Disitu banyak anak-anak bermain .
Katarina yang waktu itu sebagai postulant ( calon Suster SND ). Dia lulus SI Sosiology dan sebelumnya telah 7 tahun dia terlibat pada LSM yang di prakarsai oleh bapaknya sebagai anggota DPR di Ponorogo. Dia memang aktif bergerak , terlibat pada kegiatan kemasyarakatan. Nah melihat kondisi orang orang dibawah Jembatan Kali Loji, dia ingin berbuat sesuatu terhadap anak-anak.
Niatnya itu diutarakan kepada Pimpinan Postulan dan juga kepada Provinsial ( Pimpinan Tinggi Tarekat SND di Indonesia) Gayung bersambut, Katarinapun diijinkan. Dia bersama rekannya sesama postulant, mencari cara untuk dapat dibawah Kali Loji. Dia berpura-pura mengambil air untuk penelitian.
Meskipun banyak yang berwajah sangar menakutkan, niatnya untuk mengentaskan anak-anak dari buta hurup tak pernah surut. Minggu berikutnya, Katarina datang lagi tepat pada tanggal 27 September, 2000, hari Pesta Santo Vinsensius pencinta orang miskin.
Dirasakan Tuhan memberkati niat ini. dia membawa buku dan mainan yang ada hurup dan gambar buah-buahan. Katarina minta orang tua mereka apa boleh mengajar anak-anak baca, tulis dan mengenal warna, nama buah, sayur dan yang lain.
Mereka memperbolehkan bahkan mereka sangat senang. Akhirnya semua berjalan lancar Katarina dan temannya Evelia setiap Minggu mulai mengajar dibawah Kolong Jembatan Kali Loji.
Suatu saat salah satu warganya ada yang sakit, seorang perempuan setengah baya. Katarina membawanya ke RS Budi Rahayu milik kami para Suster SND. Ada suster yang tidak setuju, namun niat baik itu dibuktikan dengan ketulusan ingin menolong. Maklum hidup dalam komunitas mesti ada perbedaan pendapat. Namun setelah pimpinan menerangkan bahwa semua telah diberi ijin, maka karya itupun berlanjut.
Singkat kata singkat cerita, hubungan para suster dengan penghuni Kali Loji telah terjalin baik. tidak hanya postulant yang didampingi oleh Sr Maria Robertin ( yang waktu itu sebagai Pemimpin para Postulan ) yang memang punya kepedulian dengan mereka yang terpinggirkan, namun para Yunior juga dilibatkan sehingga staf yang mengajar di bawah jembatan Kali Loji bertambah banyak.
Kegiatan dan Pendampingan Anak di Bawah Jembatan
Kebahagian dapat dirasakan jika didasari oleh semangat yang tulus bebas dan kesediaan diri untuk berbagi mau menerima sesama sebagai saudara dengan latar belakang yang berbeda terkebih bagi mereka yang lemah miskin tersingkir dan di fabel hal ini karena cinta Tuhan dan rahmat yang Ia berikan sangat besar . BETAPA BAIKNYA TUHAN YANG MAHA BAIK karena DIA ada dalam diri sesama .
Pelayanaan itu dilandasi suatu wujud nyata dari refleksi dalam rangka perayaan pesta 150 tahun berdirinya SND tepatnya 1 oktober 2000,yang bertepatan juga pada tahun Yubelium.
Komunitas postulan diajak menemukan makna dari tahun syukur ini Melalui studi dan refleksi dengan lebih mengatualisasikam semangat Kongregasi yaitu semangat Pendiri SND, yakni Sr Maria Aloysia dan Sr Maria Ignasia yang memperhatikan kaum lemah miskin dan tersingkir.Maka pemberdayaan itu semakin dilaksanakan dengan lebih professional, dibuatlah rencana terprogram dan tindakan nyata sebagai berikut: