Lihat ke Halaman Asli

Muhibuddin Aifa

Wiraswasta

Apa Harus Cerai Karena Utang?

Diperbarui: 7 Agustus 2020   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto (wordpress.com)

Dalam pergaulan kita memiliki bayak teman, namun tidak semuanya beruntung dan mapan secara ekonomi. Sebagai pekerja di sebuah layanan kesehatan, sekitar beberapa bulan yang lalu, disela-sela istirahat saya bersama teman sejawat mencoba berdiskusi ringan. 

Dia memulai pembicaraannya tentang kondisi ekonominya, akibat kebutuhan yang meningkat, untuk cicilan mobil biaya pendidikan anak, ia rela berutang secara online, awalnya sih hanya Rp. 3 jutaaan, kini jangan tanyak lagi sudah mendekati angka Rp.50 juta.

Saya sebagai temannya mulai serius mendengarkanya, sambil berurai air mata ia terus menjelaskan persoaalannya. Ia dan suaminya sama-sama bekerja, ya dengan pendapatan lumayan lebih dari cukup. 

Namun karena pingin memiliki kendaraan roda empat sepakatlah mereka untuk kredit sebuah mobil keluaran terbaru dengan Down Payment (DP) sangat murah. Rp. 30juta sudah bisa memiliki mobil tersebut. Sejak ansuran kredit bulan ketiga mereka sudah merasakan kesulitan keuangan.

Suaminya sebagai PNS sudah menjadikan SK-nya sebagai jaminan disebuah Bank untuk kredit mobil mereka. Seiring dengan susahnya nyecil angsuran mereka sepakat untuk meminjam dana secara online, kali ini atas permintaan suaminya menggunakan identitasnya. 

Sudah jatuh tertimpa tangga lagi, mungkin kiasan itu tepat untuk mereka, karena bukannya menyelesaikan persoalan tapi semakin menambah masalah baru. 

Awalnya lancar-lancar saja, namun karena tergiur kemudaan administrasi dan kebutuhan yang kian mendesak tanpa terasa pinjaman online telah melilit leher mereka dengan jumlah pinjaman online mendekati Rp. 50 juta.

Untuk ansuran mobil Rp. 6 jutaan dan untuk menyelesaikan pinjaman online harus menutup perbulan sekitar Rp. 3 jutaan, sekarang total pengeluaran untuk ansuran adalah Rp. 9 Jutaan. 

Sementara gajinya dan gaji suami bila ditotalkan sekitar Rp. 8 Juta 5 ratus ribu. Nah muncul masalah yang rumitkan?, bagaimana ia harus mengakalinya, untuk cicilan kedua pinjaman tersebut aja mereka harus ngutang Rp.500 ribu lagi. 

Belum lagi berbicara tentang kebutuhan rumah tangga, biaya operasional dan perawatan mobil. Inilah bencana terbesar dalam keluarga kami, teman sejawat saya mengakirinya kisah pahitnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline