Lihat ke Halaman Asli

Muzamil Misbah

TERVERIFIKASI

Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Puisi: Marah yang membawa Luka

Diperbarui: 25 Juni 2025   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi puisi (sumber:freepik/yanalya)

Marah yang Membawa Luka

Melati gugur di matamu yang basah
Ada yang patah tapi tak bersuara
Remuknya hati tak sempat kau rasa
Aku hanya bayang-bayang yang kau bunuh
Hari pun enggan tinggal bersamaku

Yang kau tinggal hanya jejak dingin
Air mata tak sempat jadi hujan
Nafas kita saling tak mengenal
Gelap malam berselimut kata maaf

Mengapa cinta menjadi bara diam?
Ekor waktu tak bisa mundur
Mataku jenuh menatap kehampaan
Berulang luka dari bibirmu
Ada sunyi yang tak bisa ditulis
Wajahmu hilang dalam gema kecewa
Aku masih menunggu angin reda

Lalu harus kemana rindu ini?
Untuk apa dendam dipeluk erat?
Kau tak tahu sepi bisa berdarah
Aku marah karena terlalu mencinta

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline