Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Remah-remah Roti

Diperbarui: 27 Mei 2020   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Bagaimana cara menerjemahkan pustaka malam
saat ungkapan dan kiasan
hanya diwakili oleh kelam
dan sedikit riasan yang dijatuhkan
oleh patahan rembulan?
Apakah bisa memungut sisa-sisa kegembiraan
dari Idul Fitri
yang baru saja pergi,
atau mengumpulkan kembali
kepingan-kepingan kecil Ramadan
yang masih tersisa
di sudut-sudut hati?

Kita sesungguhnya ditakdirkan
untuk selalu memunggungi malam
saat harus menjemput pagi
dan berusaha sekeras mungkin melupakan
ingatan-ingatan yang terpasung
oleh masa lalu yang murung
kemudian berlari secepat binatang buruan
di padang tak bertuan
seperti seorang ronin
yang kembali kehilangan majikan

Dunia tempat kita tinggal dan berharap
adalah remah-remah roti
yang sengaja ditinggalkan
agar bisa mencari jejak
saat kembali pulang
dan tidak lagi tersesat
di labirin masa silam

Bogor, 27 Mei 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline