Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Itu Luka, Bukan Cinta

Diperbarui: 22 Desember 2018   23:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber; pixabay.com

Di saat banyak pilihan mengemudikan mata, banyak kemungkinan menyetir isi kepala, lalu banyak kejadian menavigasi keputusan. Kau malah terpejam, mengosongkan pikiran, dan merotasi kesimpulan.

beginilah jika kau terlalu banyak membaca bagaimana cara menyortir pertimbangan ke dalam faksi kebimbangan.

Di saat yang lain, kau menemui keanehan fragmen hidup sejak pagi. Kopi yang tak manis lagi, sarapan yang terlewati, hingga keinginan menjerang matahari. Selanjutnya kau menjadi malas menyeduhkan gula, tak mau mengunyah rasa, dan menampik datangnya cahaya.

tak usah dikata lagi. Kau memang menyukai cara-cara tak lazim untuk menikmati apa saja yang kau sebut sebagai cara mencintai.

Bukan apa-apa. Kau harus tahu sesungguhnya mesti memilih apa.

Kalau tidak, kau akan terjebak dalam keraguan yang menumbuhkan onak.

Itu namanya menginginkan luka. Bukan menyempurnakan cinta.

Jakarta, 22 Desember 2018

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline