Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Bagaimana Cara Memulung Arti Sebuah Puisi?

Diperbarui: 17 Desember 2018   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Cermin
Sebelum menulis, saya selalu memalingkan muka pada cermin apa saja di sekitar saya. Saya ingin meyakinkan diri melalui raut muka; benarkah saya akan menulis ini? Mengulas yang itu? atau berteori baru?

Atau jangan-jangan saya hanya menjadi petunjuk jalan dari sebuah gang buntu? Siapa tahu begitu.

Saya selalu bercermin sebagai ritual sederhana agar saya tidak sekedar membuang isi kepala yang tak seberapa ke sebuah tulisan yang ngayawara.

Kembali kepada judul artikel. Bagaimana cara memulung arti dari sebuah puisi? Betapa anehnya judul tulisan itu. Apakah tidak ada yang lebih baik dari kata memulung? Seolah arti puisi hanya ceceran kata-kata bekas yang hendak didaur ulang.

Jangan salah sangka. Saya sengaja meletakkan kata "memulung" pada judul di atas untuk memastikan sebuah "Hak". Orang pertama yang ber"Hak" mengartikan sebuah puisi adalah si pereka puisi. Oleh karena itu jelas bahwa arti yang sesungguhnya adalah milik si empunya tulisan. Tidak bisa ditawar! Walau oleh orang sekelas Khalil Gibran atau Chairil Anwar.

Setelah hak utama diberikan, maka selanjutnya pembaca diberikan sisa hak selanjutnya untuk mengartikan. Bebas, pantas, brutal, binal, itu hak pembaca untu memulungnya.

Nah, di sinilah saya mulai mengira-ngira apa sesungguhnya yang terjadi.

Memulung Arti Puisi
Di bawah ini adalah beberapa tahapan indera dalam memulung arti puisi. Sederhana, umum dan biasa. Tidak ilmiah, di luar pakem dan cukup liar. Harap dimaklumi. Keinginan otak tidak bisa dibatasi. Bahkan oleh polisi. Namun paling tidak ini bisa dijadikan salah satu referensi;

Fase Mata
Saat mata kita mengurai satu demi satu rangkaian diksi dalam puisi, saat itulah intuisi kita sebagai pembaca bekerja. Mata adalah filter pertama yang menentukan. Sepasang mata yang terbiasa membaca puisi akan berhasil menangkap tak lebih dari 25% dari arti puisi pada bacaan pertama!

Selanjutnya mata menangkap seberapapun arti puisi yang berhasil dipindai itu lalu mencetaknya dalam otak. Seketika itu juga!

Pada sebuah puisi yang pendek atau ringkas, proses scanning arti oleh mata ini bisa saja cuma sekali. Pada sebuah puisi yang panjang dan berbentuk naratif, proses ini bisa terjadi berulangkali sebelum akhirnya filter selanjutnya terjadi;  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline