Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Tentang Kita, Manusia

Diperbarui: 22 Oktober 2018   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

dunia mengajari kita dengan keras. Tak ada proses yang lembut untuk mendapatkan sarapan pagimu. Kecuali kau seorang bangsawan. Namun tetap saja. di setiap roti yang kau kunyah, ada satu cawan keringat buruh yang kau upah.

kita selalu ingin lebih cepat mendahului fajar. Bukan dalam hal membuka mata, namun untuk menguasai dunia.

kita mengakali cahaya matahari. Untuk menyinari tempat-tempat yang kita sukai. Lalu memadamkannya dengan baja dan besi. Di mana kita mengurung kehangatan di dalamnya. namun membakar habis lingkungan luarnya.

kita menganggap semua yang ada di dunia ini disediakan khusus untuk kita. Sehingga kita membuatnya sebagai meja prasamanan. Mengambil yang kita mau, bukan yang kita suka. Menghabiskan apa yang kita suka, tanpa sisa.

lantas ketika bumi kehabisan daya, kita merekayasa banyak hal yang tak lama kemudian menjadi perkara. Seolah-olah kita menemukan jalan keluar untuk melanggengkan peradaban, padahal kita sedang membunuh diri kita sendiri dengan kecepatan tinggi.

sedemikian cepatnya sampai kita sendiri tak menyadari akan mati lebih dini
bahkan dibandingkan dinihari
terhadap pagi

182, 22 Oktober 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline