Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Elang, Cincin, Laut, dan Badai di Antaranya

Diperbarui: 15 April 2018   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siapakah perantara angin.  Menyayat permukaan udara yang diam.  Dengan torehan paruh tajam.  Melukai dinding langit.  Hingga akhirnya meneteskan airmata.  Gerimis yang istimewa.  Diakah yang membentangkan sayap selebar jarak antara Rama dan Shinta?

Bagaimanakah cara gunung-gunung api menempa bumi.  Menciptakan cincin istimewa yang selalu menyala.  Mengelilinginya.  Melindunginya dari reruntuhan zaman.  Bukankah dengan cara meledakkan kesuburan tanah dan mengalirinya dengan lava?

Seperti itukah lautan berkeinginan.  Melahirkan anak-anak ikan tepat pada musimnya.  Membesarkannya baik-baik.  Nelayan dan anak-anaknya tidak boleh kelaparan.  Merekalah yang selama ini memikul neraca agar laut tidak kepenuhan.

Apabila kemudian badai membuat udara tidak diam, cincinnya menyebabkan bumi meruam, laut menggelinjang tak senang, maka terjadilah perkawinan antara sebab akibat.  Bayi-bayi yang dilahirkan adalah bencana.  Mendewasa dalam bentuk permainan cuaca.

Sampit, 15 April 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline