Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Suara Bahagia

Diperbarui: 18 Agustus 2017   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suara bahagia terdengar lirih di kejauhan.  Dibawa senja yang ketahuan sedang mengusik ketenangan sepasang makaka sedang bercinta di antara lengan kekar pohon Ara.  Sepasang kekasih itu melompat pergi sambil merutuk kapankah malam akan tiba.

Suara bahagia kencang membahana dari halaman.  Rumpun melati yang masih berusaha berbunga tidak di musimnya digelitik oleh kedatangan gerimis.   Daun daunnya naik turun memantulkan percikan cahaya lampu.  Masih remang memang.  Malam belum benar benar datang.

Suara bahagia melebur bersama tetesan air dari stalakmit gua.  Melubangi batu batu menganga di bawahnya dengan presisi mengagumkan mengalahkan para ilmuwan.  Di tempat lain, suara bahagia mengikuti bunga bunga api beterbangan dari api unggun yang terinjak sekawanan kunang kunang.

Suara bahagia memasuki kepala seperti biola yang digesek oleh orang orang yang sedang jatuh cinta, begitu lembut sehingga mampu menghilangkan dendam sekelompok Rahwana.  Lalu menidurkannya dalam tenda yang beratap beludru sutera.

Jakarta, 18 Agustus 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline