Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Kembali Sosok Kartini

Diperbarui: 6 Mei 2018   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada isu yang beredar bahwa yang pada intinya hari kartini tidak perlu ada. ada banyak macam alasan mulai dari ia tidak berjilbab, lalu didalam suratnya seperti suratnya yang berbunyi "tidak peduli agama apa yang dipeluk orang dan bangsa, jiwa mulia akan mulia.."(surat 5 juni 1903), lalu dalam surat lain "Agama sesungguhnya adalah kebatinan. Bisa dipeluk baik Kristen atau islam"(surat 31 juni 1903) dll, ada juga yang mengatakan bahwa menonjolkannya kartini tidak lain untuk mengecilkan peran umat islam dipentas perjuangan dll. Namun disisi lain dialah pencetus emansipasi wanita yang ketika itu kedudukan wanita tidak sama dengan perempuan, pendidikan wanita sangat dibatasi. Walau sekolah baru berdiri setelah beliau meninggal tapi dia adalah pencetus yang tergolong pertama.

Kalau beliau dianggap tidak tau syariat karna tanpa jilbab, bukan beraty jaman segitu belum ada yang jualan jilbab syar'I atau cadar dll namun menurut pandangan ibu kartini keislaman seseorang tidak bisa dilihat dari penampilan atau atribut yang dipakainya saja sedangkan esensi nilai keislamannya kosong atau nol. Jadi menurut saya ibu kartini dia lebih berfikir bahwa tidak berjilbab lalu menggunakan kebaya yang digunakannya yakni sebagai busana budaya sehingga iai semakin bisa semrawung dengan rakyat hawa untuk mengajak mengangkat harkat dan martabat mereka sebagai wanita.

Kalau mengatakan bahwa ibu kartini tidak tau syariat jangan salah, bahwa ibu kartini adalah santriwati yang cerdas dari seorang ulama yang mumpuni dalam agama yakni yai Sholih Darat semarang sang pencetus huruf arab pegon sehingga menghasilkan kitab tafsir berjudul faidh arrahman dimana hal itu juga karena kartini yang ketika itu ulama dilarang mengartikan al quran, sehingga dengan huruf pegon tidak menimbulkan kecurigaan bagi penjajah. Jadi surat-surat kartini yang menurut mereka menyalahi agama, itu karena pemikiran mereka yang sempit tapi ibu kartini mempunyai makna yang lebih dalam sebagaimana tentang semisal dari busana tadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline