Lihat ke Halaman Asli

Michael D. Kabatana

Bekerja sebagai ASN di Sumba Barat Daya. Peduli kepada budaya Sumba dan Kepercayaan Marapu.

Puisi | Mendung yang Menginap di Kelopak Mataku

Diperbarui: 30 Maret 2020   21:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tribunnews.com

Mendung sudah menginap di kelopak mataku sejak dua hari lalu.
Guntur bernada rindu kemarin sore membuatnya tumpah menemani sepanjang malamku. Seperti awan kecil kelabu yang sedang berarak rapi di tepian rindu lalu tergelincir dan jatuh menjadi air mata.

Lalu airnya mengalir sampai di lautan.
Menyampaikan pesan cinta kepada hatimu.
Saat engkau meneguk asinnya pantai yang jadi tempatmu melepas penat.

Pagi tadi, di inap mataku masih ada risau.
Aku terbangun di pagi ini dengan risau menggorogoti hatiku. Sama seperti cahaya mentari memaksa masuk perlahan-lahan melewati tirai jendela kamarku hingga menyilaukan mataku.

Risauku bukan tentang bagaimana kamu jauh dariku, atau memikirkan apa yang kamu lakukan pagi ini, atau dengan siapa kamu bangun pagi ini.

Risauku adalah cerita tentang kenyataan bahwa jika benar aku tidak akan pernah melihatmu lagi. Tidak pernah melihat lagi senyummu yang selalu mekar sebelum cahaya. Tidak akan mendengar lagi tawamu yang bersemi indah jika diriku datang menghampirimu. Maka mungkin kesendirian adalah malam yang akan selalu menjelma mimpi burukku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline