Mohon tunggu...
Michael D. Kabatana
Michael D. Kabatana Mohon Tunggu... Relawan - Bekerja sebagai ASN di Sumba Barat Daya. Peduli kepada budaya Sumba dan Kepercayaan Marapu.

Membacalah seperti kupu-kupu, menulislah seperti lebah. (Sumba Barat Daya).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Mendung yang Menginap di Kelopak Mataku

30 Maret 2020   07:19 Diperbarui: 30 Maret 2020   21:31 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendung sudah menginap di kelopak mataku sejak dua hari lalu.
Guntur bernada rindu kemarin sore membuatnya tumpah menemani sepanjang malamku. Seperti awan kecil kelabu yang sedang berarak rapi di tepian rindu lalu tergelincir dan jatuh menjadi air mata.

Lalu airnya mengalir sampai di lautan.
Menyampaikan pesan cinta kepada hatimu.
Saat engkau meneguk asinnya pantai yang jadi tempatmu melepas penat.

Pagi tadi, di inap mataku masih ada risau.
Aku terbangun di pagi ini dengan risau menggorogoti hatiku. Sama seperti cahaya mentari memaksa masuk perlahan-lahan melewati tirai jendela kamarku hingga menyilaukan mataku.

Risauku bukan tentang bagaimana kamu jauh dariku, atau memikirkan apa yang kamu lakukan pagi ini, atau dengan siapa kamu bangun pagi ini.

Risauku adalah cerita tentang kenyataan bahwa jika benar aku tidak akan pernah melihatmu lagi. Tidak pernah melihat lagi senyummu yang selalu mekar sebelum cahaya. Tidak akan mendengar lagi tawamu yang bersemi indah jika diriku datang menghampirimu. Maka mungkin kesendirian adalah malam yang akan selalu menjelma mimpi burukku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun