Lihat ke Halaman Asli

Pemberian Batasan Berat Badan Atlet dalam Olahraga Tinju

Diperbarui: 31 Juli 2023   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Cao Vi Ton: https://www.pexels.com/photo/two-men-fighting-in-a-ring-17279416/ 

Latar belakang


Olahraga combat sports termasuk tinju, kickboxing, muaythai melibatkan dua petarung dengan bobot kategori yang sama.

Sesungguhnya tinju ditemukan oleh masyarakat mesir dan diresmikan di ajang kompetisi di tahun 688 SM (Sebelum Masehi). Di eranya, pertandingan tinju tidak memiliki batasan, yaitu dari segi peraturan, bobot badan juga ronde. (Sportlegacy, 2023)

Menang/tidaknya pertandingan ini didasarkan pada petinju yang mengaku kalah serta dengan kondisi yang tidak bisa dilanjutkan.

Oleh karena banyaknya petarung yang gugur dalam olahraga tinju sehingga pada tahun 1867, sebuah batasan diusulkan oleh John Chambers, seorang jurnalis dari British dan  disahkan secara resmi dalam  marquees of quensberry, yaitu semacam peraturan yang berlaku di era tinju modern  saat itu  untuk menambahkan batasan, berupa bobot berat petinju di pertandngan tinju amatir. 

Dahulu, terdapat tiga kategori saja, yaitu heavyweight, middle weight dan lightweight. 

Saat ini telah terdapat 20 jenis kategori berat, mulai Strawweight hingga Heavyweight termasuk dengan bridgerweight  sebagai penghubung antara cruiserweight dengan berat 90 hingga 101 kg, dan heavyweight dengan berat diatas 101 kg, yang secara resmi diperkenalkan oleh World Boxing Council di tahun 2020

Mengapa saat ini diberlakukan batasan atau disebut juga kelas, kategori, atau divisi dalam pertandingan tinju?

Tujuan

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan alasan pemberian batasan berat badan pada olahraga tinju

Pembahasan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline