Lihat ke Halaman Asli

Mh Asdar

Mata Kuliah Teori Belajar dan Konsep Mengajar Universitas Pelita Harapan

Bruner Education Concept

Diperbarui: 1 November 2021   19:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bruner prihatin dengan bagaimana pengetahuan diwakili dan diatur melalui berbagai mode berpikir (atau representasi).

Dalam penelitiannya tentang perkembangan kognitif anak-anak, Jerome Bruner mengusulkan tiga mode representasi:

  • Representasi aktif (berbasis tindakan)
  • Representasi ikonik (berbasis gambar)
  • Representasi simbolik (berbasis bahasa)

Karya Bruner juga menunjukkan bahwa seorang pelajar bahkan dari usia yang sangat muda mampu mempelajari materi apa pun selama instruksi diatur dengan tepat dan sangat kontras dengan keyakinan Piaget dan ahli teori belajar lainnya. 

Bruner mengusulkan bahwa pelajar membangun pengetahuan mereka sendiri dan melakukan ini dengan mengatur dan mengkategorikan informasi menggunakan sistem simbol. Bruner percaya bahwa cara paling efektif untuk mengembangkan sistem simbol adalah dengan menemukannya daripada diberitahu oleh guru.

Bahasa penting untuk meningkatkan kemampuan menghadapi konsep-konsep abstrak. Bruner berpendapat bahwa bahasa dapat mensimbolkan rangsangan dan membebaskan individu dari kendala hanya berurusan dengan penampilan, untuk memberikan kognisi yang lebih kompleks namun fleksibel. 

Penggunaan kata-kata dapat membantu pengembangan konsep yang diwakilinya dan dapat menghilangkan kendala konsep "di sini & sekarang". Bruner memandang bayi sebagai pemecah masalah yang cerdas & aktif sejak lahir dengan kemampuan intelektual yang pada dasarnya mirip dengan orang dewasa yang matang.

Konsep discovery learning menyiratkan bahwa siswa membangun pengetahuan mereka sendiri untuk diri mereka sendiri juga dikenal sebagai pendekatan konstruktivis. Peran guru seharusnya tidak mengajarkan informasi dengan cara hafalan melainkan memfasilitasi proses pembelajaran. Ini berarti bahwa guru yang baik akan merancang pelajaran yang membantu siswa menemukan hubungan antara potongan-potongan informasi. 

Untuk melakukan ini seorang guru harus memberi siswa informasi yang mereka butuhkan tetapi tanpa mengatur untuk mereka. Penggunaan kurikulum spiral dapat membantu proses discovery learning.

Bruner menjelaskan bagaimana hal ini dimungkinkan melalui konsep kurikulum spiral. Keterlibatan informasi yang terstruktur sehingga ide-ide kompleks dapat diajarkan pada tingkat yang disederhanakan terlebih dahulu dan kemudian diberikan kembali pada tingkat yang lebih kompleks di kemudian hari. 

Oleh karena itu, mata pelajaran akan diajarkan pada tingkat kesulitan yang meningkat secara bertahap karenanya analogi spiral. Idealnya, cara mengajarnya harus mengarahkan anak agar mampu memecahkan masalah sendiri.

Tujuan pendidikan harus menciptakan pembelajar yang otonom (yaitu, belajar untuk belajar). Bagi Bruner, tujuan pendidikan bukanlah untuk memberikan pengetahuan melainkan untuk memfasilitasi pemikiran anak dan keterampilan pemecahan masalah yang kemudian dapat ditransfer ke berbagai situasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline