Lihat ke Halaman Asli

Meti Irmayanti

senang membaca, baru belajar menulis

Kabuto dan Tunuha, Sajian Tidak Biasa untuk Buka Puasa yang Mantap

Diperbarui: 26 April 2021   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabuto. Dokpri

Mengkreasikan makanan berbuka puasa yang tidak biasa sepertinya menjadi satu tantangan tersendiri, tapi hal ini tentu akan menambah kesan dan nilai kenikmatan berbuka puasa.
Sesuatu yang tidak biasa itu bukan berarti aneh, unik atau tidak lazim. Namun sesuatu yang sebenarnya sudah akrab di lidah namun jarang disajikan karena mungkin saja bahannya yang langka, atau cara pengolahannya yang rumit.
Menu buka puasa sih sebenarnya sama saja dengan menu harian di luar bulan puasa, yang harus diperhatikan adalah kecukupan dan keseimbangan asupan nutrisinya.
Tapi ada hal khusus yang juga perlu diperhatikan dalam menu buka puasa yaitu menu yang dapat menggugah selera makan setelah seharian berpuasa. Disinilah kreasi menu itu sangat dibutuhkan, bagaimana menghadirkan hidangan buka puasa yang menarik dan menggugah selera makan, tentu termasuk disini menu yang tidak biasa.
Kabuto adalah makanan khas dari kabupaten Muna Sulawesi Tenggara, makanan pokok pengganti beras ini menjadi satu hidangan yang jadi kreasi menu buka puasa tidak biasa saya.
Kabuto adalah bahan makanan yang berasal dari singkong yang dikeringkan. Dahulu saat suplai beras belum mencukupi, masyarakat di bagian pesisir pulau Muna menjadikan kabuto sebagai bahan makanan pokok. Namun sekarang sudah tidak lagi, tapi tetap masih ada orang yang membuat Kabuto namun bukan untuk konsumsi harian, sehingga sangat jarang didapatkan di pasaran.
Proses pembuatan yakni ubi dibersihkan dulu lalu kemudian dibiarkan berjamur. Dibiarkan mengering dalam waktu lama karena dapat menambah cita rasa dan aroma saat disajikan, ini bisa dibeli di pasar (tapi agak jarang) seharga 10 ribu rupiah sekilonya.
Untuk mengolah Kabuto, Kabuto yang kering harus dicuci bersih dahulu dan dipotong kecil-kecil, kemudian direndam semalaman agar melunak. Kuliner yang satu ini akan lebih lezat jika disajikan bersama kelapa parut atau bahkan dengan lauk ikan goreng dan ikan asin serta didampingi dengan sayur daun kelor, jagung muda dan konduru (sejenis labu hutan) yang dimasak bening dan tak lupa sambal terasi. Kabuto jika telah dimasak memiliki tekstur yang sangat kenyal tapi ada juga yang lembut seperti kue kering.
Waduh dijamin keringatan jika berbuka puasa dengan menu khas Kabuto ini. Selain mencukupi kebutuhan karbohidrat, Kabuto juga bisa jadi obat maag yang tentunya sangat cocok sebagai sajian buka puasa.

Tunuha. Dokpri

Selain Kabuto, ada satu lagi makanan tradisional Kabupaten Muna yang terbuat dari bahan dasar singkong atau ubi kayu yaitu Tunuha.
Tunuha ini panganan sejenis kue yang terbuat dari campuran singkong, gula merah dan parutan kelapa yang dimasukkan kedalam bambu atau tempurung kelapa yang dibungkus daun pisang lalu dibakar didalam tanah.
Kekhasan Tunuha ini adalah dalam proses pembakarannya yang hampir mirip dengan proses bakar batu orang Papua. Yang pertama dibakar adalah batu yang disusun didalam lubang yang telah digali terlebih dahulu dan dibakar dengan menggunakan kayu, setelah kayu telah membara dan batu panas hingga mencapai kira-kira 1000an derajat Celcius, batu kemudian diangkat dengan menggunakan sekop atau cangkul. Lalu campuran singkong yang telah dimasukkan ke dalam bambu atau tempurung tadi dimasukkan ke dalam lubang dan ditimbun dengan bara batu tadi kemudian setelah tertimbun semua lalu ditutup dengan daun pisang dan ditutup lagi dengan tanah hingga tidak ada celah untuk keluarnya panas dari batu yang membara tadi.
Proses Tunuha atau pembakaran ini bisa berlangsung seharian, sekitar 8-10 jam.
Tunuha biasa dijadikan camilan yang masih disukai dan digemari sebagainya besar masyarakat Muna. Proses pembuatan Tunuha ini biasa dijadikan kegiatan gotong royong masyarakat, baik pada acara pesta panen singkong ataupun pada acara-acara tertentu masyarakat, dan biasanya saat menunggu matangnya Tunuha yang cukup lama itu, masyarakat juga menggelar acara menari modero yakni tarian melingkari tungku pembakaran Tunuha sambil bergandengan tangan, laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan dan bisa jadi juga tarian cari jodoh.
Karena panjangnya proses pembuatan Tunuha ini, maka untuk mendapatkannya rada-rada sulit, hanya kadang-kadang saja ada yang menjualnya di pasar.
Buka puasa dengan camilan Tunuha sangat cocok, kandungan gula merahnya akan menjadi pengganti energi yang hilang setelah seharian berpuasa, bagus untuk pengganjal perut serta baik untuk mengobati penyakit maag.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline