Nasib impian terbang bersama BBN Airlines, maskapai asal Irlandia, harus kandas. Setelah lima bulan berupaya mengudara di langit Indonesia sejak 27 September 2024, BBN Airlines resmi menghentikan seluruh penerbangan komersial mereka. (Sumber: Bisnis Indonesia Premium)
Keputusan ini tentu mengejutkan banyak pihak. BBN Airlines Indonesia, anak perusahaan Avia Solutions Group, awalnya hadir dengan ambisi besar untuk menjadi pemain utama dalam penerbangan komersial di Indonesia.
Namun, minat pasar yang rendah menjadi alasan utama di balik penutupan ini, yang diawali dengan penghentian rute Jakarta-Surabaya pada 15 Januari 2025. Kini, mereka memutuskan untuk sepenuhnya meninggalkan layanan penerbangan terjadwal dan mengalihkan fokus pada bisnis ACMI (Aircraft, Crew, Maintenance, and Insurance).
Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa nasib BBN Airlines Indonesia hanya seumur jagung di langit Indonesia?
Ada beberapa faktor yang patut dicermati. Pertama, ketidakpastian ekonomi global yang turut memengaruhi daya beli masyarakat dan minat bepergian. Kedua, persaingan ketat dengan maskapai domestik yang sudah lebih mapan dan memiliki jaringan rute yang luas.
Ketiga, tantangan operasional seperti biaya bahan bakar yang fluktuatif dan regulasi yang kompleks. Keempat, strategi bisnis yang mungkin kurang adaptif terhadap kebutuhan pasar lokal. Semua ini menjadi kombinasi yang memberatkan bagi maskapai baru seperti BBN Airlines.
Langkah BBN Airlines Indonesia mengalihkan fokus pada bisnis ACMI ini sebenarnya cukup strategis, mengingat memiliki dukungan kuat dari Avia Solutions Group, perusahaan penyedia layanan ACMI terkemuka yang berbasis di Dublin, Irlandia.
Dengan pengalaman dan jaringan yang luas, keputusan untuk berfokus pada penyewaan pesawat lengkap dengan kru, pemeliharaan, dan asuransi tampaknya menjadi pilihan yang lebih realistis di tengah tantangan pasar penerbangan komersial Indonesia.
BBN Airlines Indonesia saat ini mengoperasikan enam pesawat, termasuk dua unit Boeing BT37-800 BCF untuk penerbangan kargo, satu unit B737-400 SF, dan tiga unit B737-800 NG untuk penerbangan penumpang.
Dengan pendanaan sebesar US$6,2 juta dari Avia Solutions Group pada Desember 2023, perusahaan ini berencana memperluas armadanya menjadi 40 pesawat pada akhir 2027.
Berbasis di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, BBN Airlines Indonesia telah menjalin kerja sama dengan berbagai maskapai domestik dan internasional, seperti Sriwijaya Air dan Spice Jet.
Kolaborasi ini memungkinkan maskapai yang kekurangan armada untuk menambah kapasitas penerbangan dengan cepat tanpa harus berinvestasi besar dalam pengelolaan operasional.
Model bisnis ACMI menawarkan efisiensi operasional yang tinggi, mengurangi beban biaya, dan mempercepat waktu persiapan penerbangan. Dalam waktu 2-4 pekan setelah kesepakatan, armada dan kru terlatih BBN Airlines Indonesia sudah siap beroperasi, menjadi solusi yang sangat dibutuhkan di tengah meningkatnya permintaan perjalanan udara domestik dan internasional.
Keputusan BBN Airlines Indonesia untuk berfokus pada layanan ACMI membuka peluang besar untuk menjadi pemain utama di kawasan Asia. Namun, di sisi lain, hal ini juga mencerminkan tantangan besar yang dihadapi maskapai penerbangan baru dalam mempertahankan layanan komersial di pasar yang sangat kompetitif.