Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Merta Mupu

Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Cerpen | Ditinggal Mati

Diperbarui: 15 Mei 2019   11:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kado Terakhir Untuk Kekasih (https://i.ytimg.com/)

Siang hari bersantai di restoran  lokal. Panoramanya indah, sedap dipandang mata. Aku sedang menikmati makanan bersama adiku yang masih sekolah SMP, sepulang dari menjemputnya di sekolah.

Dia tipe anak manja, mungkin karena dia si bungsu. Meski manja, aku suka dengan sikapnya. Aku menyayangi adikku, tak pernah memarahinya, mungkin ini pula sebabnya dia manja. Semua orang di rumah menyayanginya. Entahlah, apa memang anak terkecil selalu mendapat kasih sayang lebih dari sanak keluarganya ataukah karena sikap manjanya? yang aku tahu, wanita sedikit manja mendapat perhatian lebih dari keluarganya.

Sedang asik menikmati makanan di restoran itu, tiba-tiba gigi gerahamku rontok, berjatuhan. Nasi yang aku kunyah berubah warna kemerahan. Adikku mentertawakanku yang mendadak jadi kakek-kakek, ompong tanpa gigi. Aku mendadak naik pitam, menempelkan piring nasi ke wajahnya. Pertama kali aku memarahinya, adikku menangis sesenggukan. Aku menyesalinya dan minta maaf padanya.

Tersadar, ternyata hanya mimpi. Aku takut bila kematian akan menimpa keluargaku. Siang harinya aku buang sial sesuai titah agama, aku memotong kuku ibu jari, lalu membuangnya disertai memanjatkan doa agar kesialan ikut terbuang. Belum selesai berdoa, HP berdering di kantong baju.

***

Sreettttt.. darr.. darrr..

Mendengar suara tabrakan layaknya adu banteng, saling seruduk antara mobil avanza dengan truk, membuat orang-orang berhamburan ke jalan raya. Mereka bertanya-tanya, apa yang terjadi? Terlihat mobil avanza diseruduk truk hingga bonyok dan terpental, lalu ditabrak bus pariwisata. Gadis yang menyetirnya terjepit, kepalanya bersimbah darah segar. Pita merah putih masih mengikat rambutnya. Hatiku terenyuh melihatnya.

Tiit... tiittt...

Atas kecelakaan naas itu, lalu-lintas macet total. Aku melihat pada seragam sekolah, baju putih abu-abu tertulis "Ida Ayu Intan Pramesti". Setelah diidentifikasi pihak berwajib, ditemukan kartu siswa. Lima belas menit kemudian, aku dan pihak kepolisian melarikannya ke rumah sakit Sanglah.

Itu informasi yang aku dapatkan dari warga yang menolong kekasihku, Ida Ayu Intan Pramesti. Ia bersekolah di SMA favorit di Denpasar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline