Lihat ke Halaman Asli

Mentari Pagi Berau

Peace for all

Wisata Mangrove Teluk Semanting, Pesan Khusus untuk Menjaga Alam

Diperbarui: 4 Februari 2020   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar via mongabay.co.id

Indonesia adalah wilayah yang unik, selain karena budaya dan bentang alamnya, juga karena memiliki banyak satwa endemik, seperti komodo (Varanus komodoensis), Burung Cenderawasih (Paradisaeidae) dan aneka keluarga primata, seperti Orang Utan (Pongo pygmaeus) dan Bekantan (Nasalis larvatus).

Aneka satwa tersebut beberapa di antaranya sudah ditetapkan dalam status endangered oleh organisasi-organisasi pemerhati satwa. IUCN (the International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) membuat daftar merah yang menyebutkan bahwa Bekantan termasuk dalam kategori Genting (Endangered). Ia juga terdaftar di dalam Appendix I dari CITES (the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) yang berarti tidak boleh diperdagangkan.

Mengenal lebih dekat bekantan, habitat aslinya adalah di pohon yang umumnya terletak di hutan-hutan sekitar muara atau pinggiran sungai di Kalimantan. Di Kalimantan sendiri terdapat beberapa area konservasi yang di dalamnya terdapat populasi bekantan, yakni di pinggir sungai Pulau Kaget dan Pulau Laut (Kalimantan Selatan), hutan bakau Taman Nasional Gunung Palung (Kalimantan Barat), Taman Nasional Tanjung Puting (Kalimantan Barat), serta di hutan bakau Teluk Semanting (Kalimantan Timur).

Pada upaya memaknai lebih lanjut, nampak bahwa antara habitat dan populasi bekantan adalah hal yang perlu dijaga. Hutan mangrove dan bekantan adalah satuan entitas yang mau tidak mau harus sama-sama dijaga. Ancaman utama yang mengintai hutan mangrove adalah reklamasi dan ketiadaan pihak yang ingin terus merawat pantai, sementara untuk bekantan, ancamannya adalah perburuan ilegal serta kebakaran atau penggundulan hutan.

Perawatan dan pemeliharaan tentu sangat dibutuhkan, dan banyak pihak perlu dilibatkan. Melegakan bahwa beberapa saat lalu, proses menjaga dan merawat ini dibungkus dengan kreatif oleh warga Berau. Warga di Kampung Teluk Semanting memulai inisiatif untuk menjadikan kampungnya sebagai ODTW berbasis edukasi.

Wisatawan dalam perjalanan menuju Pulau Derawan bisa berkunjung dahulu untuk menikmati keindahan hutan mangrove dan menyaksikan bekantan secara langsung. Pun kini wisata di Teluk Semanting telah dilengkapi dengan aktivitas menanam mangrove di lahan yang telah disediakan. Bupati Berau, H. Muharram mengapresiasi langkah ini dan mengimbau warga kampung Teluk Semanting untuk menggalakkan lagi wisata yang bertujuan untuk menyadarkan wisatawan mengenai pentingnya menjaga alam dan lingkungan di dalamnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline