Lihat ke Halaman Asli

melisa emeraldina

TERVERIFIKASI

Menulis untuk Berbagi Pengalaman

Kerja Rangkap, Jangan Kelewat Batas

Diperbarui: 11 Agustus 2021   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pegawai lelah akan kerja rangkap (freepik/creativeart)


Menjadi pegawai itu terkadang serba salah. Kalau ingin menunjukkan prestasi, akan diperas terus, dimanfaatkan terus, tetapi kalau santai dianggap tidak cekatan, lamban atau dianggap tidak kompeten.

Saya sendiri tipe perfeksionis. Kalau kerja sukanya cepat, lengkap, rapi, sistematis, dan mudah dipahami. Baik desain, tulisan, laporan, bahan rapat, bahan presentasi atau pembuatan rencana kegiatan. Saya yakin kerjaan saya baik. Dan pimpinan saya cocok dengan kerjaan saya.

Saya mengerjakannya sepenuh hati untuk kepuasan saya sendiri. Kalau saya merasa tidak mampu memberikan kinerja maksimal saya akan terus terang, dan akan merekomendasikan orang yang lebih tepat.

Saya bertanggung jawab setiap diberi tugas, tepat waktu, dan mudah bekerja sama. Kinerja saya bahkan pernah mendapat apresiasi menjadi salah satu Pegawai Terbaik.

Pegawai seperti saya tentu akhirnya diberi banyak tugas. Dilibatkan dalam banyak tim tambahan. Setiap ada tim baru, saya selalu masuk dalam susunan anggota. Isi orangnya selalu itu-itu saja. Saya tandai, di setiap ada Surat Keputusan tentang tim ini dan itu, anggotanya orang yang 70% sama saja. Pun setiap rapat yang dikirim orang-orang yang itu-itu juga.

Saya simpulkan pimpinan suka ambil gampang, yang kompeten kerjanya capek, yang lain bisa lebih santai. Gaji sama.

Bukan iri, tapi ini juga tidak mendidik. Pegawai yang santai akan keenakan dan tidak termotivasi untuk bekerja lebih baik. Sebaliknya pegawai rajin akan merasa dieksploitasi. Tidak jarang pegawai seperti saya memilih keluar.

Sebagai aksi protes saya sengaja datang terlambat. Maksud saya biar kerjaan ke teman yang lain dulu. Tapi ya tetap saja porsi kerjaan seperti biasa. Karena tetap beres, jadi pimpinan biasa saja.

Saya sebenarnya kewalahan. Kesulitan membagi pekerjaan, padahal tidak ada tambahan pendapatan untuk tim ini dan itu. Kalaupun ada juga tidak sebanding. Tidak ada apresiasi selain "lebih dikenal pimpinan". Meski saya akui saya juga menjadi semakin terasah dan banyak pengalaman.

Mungkin ada yang berpikir, "Ya tapi nanti kalau ada kenaikan jabatan pasti jadi rekomendasi".

Seharusnya begitu. Itu mungkin akan terjadi di perusahaan swasta. Tapi ternyata tidak di Institusi Pemerintah. Kepangkatan dan masa kerja tetap menjadi pertimbangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline