Ini tugas akhir kita selama 30 hari ya. Waktu terasa begitu cepat. Saya tidak menyangka 30 hari sudah kita lewati. Kita saling bersilaturahmi dan mengenal tulisan antarteman.
Kita telah banyak belajar dari pandemi yang sudah berlangsung selama dua tahun ini ya. Termasuk dalam hal bersilaturahmi. Hubungan hablumminannash (hubungan antarmanusia) seharusnya tetap terjalin selama pandemi.
Dengan adanya pandemi, kita tidak harus memutuskan hunbungan yang telah terjalin. Kita bahkan bisa melakukan lebih dari itu.
Dampak negatif dari pandemi memang ada. Misalnya, bertambah banyak orang yang menganggur karena perekonomian terpuruk. Banyak yang merasa kewalahan dengan sistem pendidikan jarak jauh.
Namun, saat kita cermati, pandemi juga memberi dampak positif bagi kehidupan. Zaman milenial yang mengharuskan kita tidak gagap teknologi, ternyata jauh berkembang pesat pada saat ini. Orang yang miskin teknologi seperti saya pun, mendadak tahu sedikit. Itu merupakan dampak positif dari pandemi.
Dampak positif lainnya kita lebih sadari diri akan keadaan di sekitar. Ada seorang tetangga yang sebelum pandemi merasakan kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya. Selama pandemi pun, dia merasakan hal yang sama. Saat tahu mereka mengalami hal seperti itu, apakah kita harus berdiam diri?
Tentu saja, bagi yang memiliki rasa kasihan tidak akan membiarkan mereka menjalani hidup seperti itu terus ya. Kita bisa memberikan sedikit yang kita miliki untuk berbagi dengan mereka. Kita bisa menghibur mereka dengan bersilaturahmi dan mendengarkan unek-unek mereka.
Kadang, seseorang yang memiliki kesulitan hidup, yang mereka butuhkan adalah penguatan untuk tetap bertahan. Jika mereka tidak bisa melakukannya, maka pasti akan membutuhkan bantuan dari orang lain.
Nah, berikut ini adalah cara untuk bersilaturrahmi selama pandemi yang bisa saya lakukan. Pertama, ingatlah bahwa kita itu makhluk sosial sehingga kita akan tetap membutuhkan orang lain.
Namun, pandemi membuat kita harus membatasi ruang gerak agar kita terjaga dari kemungkinan buruknya.