Lihat ke Halaman Asli

Melathi Putri Cantika

keterangan profil

Kenapa Menyesal?

Diperbarui: 27 November 2020   06:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Saya sering mendengar penyesalan orang lalu lalang di kuping. Mulai dari penyesalan kecil seperti tidak mematikan lampu, menyesal karena meninggalkan kunci rumah hingga penyesalan skala lebih besar yang bersifat mengubah hidup. 

Namun satu hal yang tetap saya yakini saat mendengarkan orang-orang itu menyesalkan sesuatu: saya tidak akan menyesal dengan yang sudah maupun yang belum terjadi di hidup saya.

Kemarin saya tidak berpikir untuk menuliskan ini, tetapi kemudian saya mendengar salah seorang tokoh publik membicarakan tentang penyesalan dan saya cukup terpicu karenanya.

Bertahun-tahun lalu ketika saya memutuskan untuk meninggalkan segala celah penyesalan, saya hanya melakukannya karena penyesalan rasanya sangat tidak enak. 

Saya bisa berdamai dengan rasa sedih, marah, benci ataupun rindu dengan siapapun, tetapi sesal adalah yang paling membuat hati saya terasa sempit.

Namun kemudian ketika saya lebih tua (jika tidak ingin menyebut dewasa), saya sadar bahwa apa yang saya hindari karena "rasanya yang tidak enak" itu adalah sesuatu yang lebih besar dari kelihatannya. 

Saya sadar bahwa memang seharusnya manusia tidak pernah menyesali satu jengkal pun langkah kaki mereka meski pada akhirnya mereka tahu itu jalan yang salah.

Siapa yang tidak tahu bahwa manusia adalah ladangnya kesalahan? Tetapi berapa banyak yang paham bahwa tidak menyesali kesalahan adalah salah satu cabang pemahaman itu?

Saya pernah dekat dengan seorang lelaki yang jika dihitung-hitung, lebih banyak mendistraksi saya dari apa yang saya dapat lakukan alih-alih mendorong saya untuk berkembang. 

Jika saja saya tidak bersamanya saat itu, mungkin saya sekarang sudah punya lebih banyak hal di kepala saya. Kurang lebih seperti itu versi yang lebih akrab di telinga.

Hanya saja saya paham bahwa tuhan sedang mengarahkan saya untuk mempelajari berbaris-baris hal yang harus dihindari ketika berhubungan dengan seseorang hanya dengan mempertemukan saya dengan satu orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline