"Orang Jawa itu aslinya pendendam, Mbak," kata seorang teman yang mengelola rumah budaya Jawa di daerah Jakarta Selatan.
Saat itu, aku bertemu dengannya di sebuah pertemuan forum perpustakaan komunitas yang diselenggarakan di Bekasi Timur. Aku yang sedari tadi sibuk memilih kue di meja prasmanan menghentikan kegiatanku sejenak. Aku melihat kawanku ini.
Walaupun dia sudah lama tinggal di Jakarta, bekas bahwa dia pernah tinggal di pedalaman Solo masih terlihat. Sama sepertiku, logat bicaranya tidak bisa ditutupi kalau dia adalah orang yang Jawa.
"Nggak usah munafik, Mbak," katanya lagi. "Kamu kalau jengkel sama orang pasti diinget-inget terus, kan? Aku juga, Mbak..."
"Kalo aku sama kamu suka mengingat-ingat kesalahan orang, bukan berarti semua orang Jawa kayak gitu," sahutku.
"Nikita Mirzani juga kayak gitu," ujarnya. "Tonton aja video Youtube waktu dia diwawancara sama Hotman Paris. Gimana dia menyimpan dendam sama adiknya Syahrini makanya pas Syahrini nikah dia nyinyir banget."
"Emang Nikita Mirzani orang Jawa?" tanyaku.
"Emang bukan?" tanyanya balik.
Aku menggelengkan kepalaku dan kembali sibuk dengan kue-kue.