Lihat ke Halaman Asli

Khoirul Amin

www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

Kelamaan Daring dan Tak Sekolah, Anak Berubah Malas hingga Resiko Stunting

Diperbarui: 5 November 2020   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi belajar daring (foto: millenialnews.id)

SELAMA masa pandemi kini, lebih banyak waktu luang bagi kita berada di rumah. Ya, sudah berbulan-bulan selama darurat kesehatan akibat pandemi corona memaksa kita membatasi kerumunan dan aktivitas di tempat-tempat publik. Tak terkecuali bagi anak-anak, keseharian di sekolah sebelumnya berganti, cukup belajar di rumah masing-masing dengan pembelajaran tanpa tatap muka alias daring (dalam jaringan).

Seberapa penting sih belajar daring ini bagi anak-anak, terlebih yang masih jenjang usia pendidikan dasar (SD/SMP)? Sebagai orang tua, sepatutnya kita lebih menyadari keseharian anak dan memperhatikan tumbuh kembang mereka. Terlebih, dalam situasi anak-anak masih harus jauh dari dunia normalnya, dan kini lebih banyak terpapar 'dunia maya'.

Ayah dan Bunda, kita bisa mulai saja dengan melihat keseharian anak-anak kini. Ingin tahu perubahan apa pada anak-anak kita? Coba kita perhatikan 24 jam yang dilewati mereka. Bisa jadi, gawai dan internet tidak banyak dikenali mereka sebelumnya, kini seakan menjadi teman setia melebihi kedekatan mereka dengan orang-orang terdekat seisi rumah.

Tidak buta teknologi informasi dan internet tentunya positif. Ini bisa menjadi bekal penting mereka untuk menghadapi dunia di masa depan, yang memang tak bisa lepas dari perkembangan teknologi. Harapannya, anak-anak tidak akan gagap dengan berbagai perubahan dan kemajuan yang bakal dihadapi kelak.

Alih-alih agar tetap belajar, sekaligus menjauhkan dari ancaman kesehatan, waktu belajar anak-anak di sekolah untuk sementara waktu digantikan dengan pembelajaran daring seadanya. Akan tetapi, perlu disadari juga bahwa terlalu lama dan berlebihan terpapar dunia daring lebih beresiko bagi tumbuh kembang anak secara utuh.

Mari kita lihat lagi 24 jam waktu yang dilalui anak-anak kita dalam kesehariannya. Belajar dengan bimbingan jarak jauh melalui daring, paling hanya 2 sampai 4 jam saja. Selebihnya, waktu begitu penting bagi anak-anak, bagi pertumbuhan fisik juga perkembangan psikis mereka.

Belum lama ini, tercatat dalam beberapa waktu terakhir terjadi peningkatan tren pemanfaatan internet. Asosiasi Penyedia Jasa Telekomunikasi berlomba-lomba merilis capaian kenaikan penggunaan internet ini, terjadi pada lingkup pengguna pemukiman. Efek bekerja dari rumah dan belajar daring di rumah memang.

Sayangnya, kenaikan pemanfaatan internet ini juga dibarengi tren akses online game yang cukup signifikan. Sangat mungkin juga, dari kontribusi aplikasi hiburan lain seperti TikTok, Likee, Youtube, atau lainnya yang juga menyediakan fitur pesan dan permainan. Apakah ini juga dilakukan anak-anak yang juga pelajar? Sangat mungkin iya!

Waspada Resiko Stunting
Kembali pada keseharian 24 jam anak-anak kita. Jika memang mereka sulit terlepas dari gawai atau gadget dan internet, apa resiko yang bisa mengancam mereka?

Sudah banyak ahli menyebutkan, ada waktu berkualitas yang mestinya tidak boleh dilewati begitu saja dalam keseharian anak. Waktu bermain, banyak bergerak dan istirahat (tidur). Semua hal tersebut saling berkaitan dan sangat penting bagi tumbuh-kembang anak.

Masa pertumbuhan anak tentunya membutuhkan asupan nutrisi dan gizi cukup. Anak-anak yang terlalu asyik dan terpapar dunia daring, menjadikan mereka malas bergerak, lalu diikuti dengan nafsu makan yang berkurang. Jika ini yang terjadi, pertumbuhan fisik anak pastinya terganggu dan bisa kurang normal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline