Lihat ke Halaman Asli

Operasi Agen Ganda di Balik Kematian Kim Jong Nam

Diperbarui: 20 Februari 2017   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Spekulasi motif pembunuhan terhadap Kim Jong Nam, kakak tiri Kim Jong Un terus memunculkan beragam pendapat. 

Kategori motif yang paling universal adalah adanya motif internal yang menginginkan Kim Jong Nam tewas karena dipicu perebutan kekuasaan dengan Kim Jong Un. Pasalnya, Kim Jong Nam sebagai anak sulung, dahulu digadang-gadang sebagai pewaris tahta ayahnya, Kim Jong Il.

Dari sisi personal, seorang Kim Jong Nam sebenarnya bukan siapa-siapa. Ia bahkan mungkin sudah terlepas dari ideologi yang dianut negaranya saat ini, bahkan pernah ia menyatakan dalam sebuah wawancara tidak tertarik dengan ideologi negaranya itu. 

Selain itu, hal tersebut terbukti dari sejumlah rekam jejak kunjungannya ke sejumlah negara di terkait dunia perfilman ang digelutinya. Bahkan, Kim Jong Nam sendiri pernah dituduh sebagai seorang kapitalis.

Secara internal dan ideologi, sosok Nam sebenarnya sudah membatah analisa yang menyebut ia ingin merebut kekuasaan Kim Jong Un.

Namun yang luput adalah adanya prediksi motif agen ganda yang biasa dilakukan oleh agen-agen intelijen kelas internasional. Sebut saja ada pihak atau musuh Korea Utara yang ingin membakar atau menyulut konflik negara itu dengan negara-negara di asia khususnya. 

Pemilihan tempat seperti Malaysia yang dijadikan lokasi operasi nampak jelas dari peristiwa itu. Selain itu pelibatan sejumlah negara yang menjadi tersangka seolah mencoba menyeret negara-negara itu masuk ke pusaran konflik.

Ada Indonesia, Vietnam dan Malaysia yang dicoba ditarik masuk ke pusaran. Apalagi, pihak Malaysia sudah memastikan dua wanita yang berperan sebagai eksekutor adalah hasil rekrutan empat agen intelijen Korea Utara yang saat ini masih menjadi buruan interpol.

Yang menarik, beberapa hari sebelum peristiwa penyerangan terhadap Kim Jong Nam di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia, Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik, tepatnya pada Minggu (12/2/2017).

Reaksi dan kecaman kembali dilontarkan kepada Korea Utara oleh Amerika dan Korea Selatan, negara tetangga terdekat.

Jika dikaitkan dengan dengan makin berkobarnya pergolakan antara Pyongyang dengan Washington, tentu hal itu menjadi lumrah. Apalagi, tanggal 3 Februari lalu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat baru berkunjung ke Korea Selatan. Sejumlah agenda menjadi pembicaraan dalam pertemuan itu, terutama soal ancaman Korea Utara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline