Lihat ke Halaman Asli

Matthew Cllesia

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Airlangga

Salut! Beberapa Kafe di Indonesia Mempekerjakan Disabilitas Terutama Tuna Rungu dan Tuna Wicara

Diperbarui: 7 Oktober 2025   19:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hand Sign (Sumber: nature.com)

Oleh: Matthew Cllesia & Yuni Sari Amalia S.S., M.A., Ph.D

Di tengah perkembangan sosial dan kesadaran akan pentingnya inklusi, keberadaan kafe dan restoran yang memberdayakan penyandang disabilitas menjadi sebuah bukti nyata perubahan positif dalam masyarakat Indonesia. Tidak sekadar membuka peluang kerja, langkah mempekerjakan tuna rungu dan tuna wicara di dunia kuliner ini membawa pesan kuat tentang penghargaan terhadap keberagaman dan kemampuan unik yang dimiliki setiap individu. Kafe-kafe ini bukan hanya tempat untuk menikmati makanan dan minuman, melainkan juga ruang di mana nilai-nilai kesetaraan, empati, dan pemberdayaan terpancar nyata. Inisiatif ini menjadi inspirasi bagi banyak pihak, menunjukkan bahwa keterbatasan fisik bukanlah hambatan untuk berkarya dan berkontribusi secara maksimal di masyarakat. Melalui tulisan ini, mari kita telusuri beberapa Kafe di Indonesia yang menjalankan konsep inklusif ini dengan bangga dan memberikan harapan baru bagi penyandang disabilitas.

Menurut data Kementerian Sosial Republik Indonesia per tahun 2025, sekitar 1 persen dari total populasi Indonesia mengalami gangguan pendengaran. Ini berarti lebih dari 2 juta orang diperkirakan mengalami disabilitas tuna rungu dan tuna wicara, baik yang mengalami gangguan pendengaran sebagian maupun total. Data ini menjadi bukti bahwa ada banyak penyandang disabilitas di Indonesia, kebutuhan akan inklusi sosial, pendidikan bahasa isyarat, dan akses kerja menjadi sangat penting untuk mendukung kehidupan dan pemberdayaan penyandang tuna rungu dan tuna wicara di Indonesia. Maka dari itu inilah beberapa kafe di Indonesia yang memberdayakan penyandang disabilitas.

1) Dignityku

Tampak Depan Cafe Dignityku (Sumber: Google Review Fina Merliane) 

Tidak hanya sekedar kafe biasa, Dignityku menjadi tempat yang berdampak positif bagi teman-teman disabilitas untuk mengembangkan potensi dan keterampilan mereka. Dignityku juga rutin mengadakan pelatihan barista dan memasak untuk penyandang disabilitas. Kafe dengan suasana yang nyaman ini berada di Jl. Sepat No.22, RT.7/RW.2, Kebagusan, Kec. Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12520

2) eRCe Caf

Tampak Depan eRCe Cafe (Sumber: Google Review Ardhy Yuliawan) 

Kafe yang berasal dari Kota Solo ini banyak mempekerjakan teman tuna rungu dan penyandang disabilitas fisik. Mereka dilatih untuk mempunyai sifat cekatan dalam bekerja seperti membuat minuman dengan takaran yang pas dan tersedia papan petunjuk untuk pembeli yang ingin memesan minuman dengan Bahasa isyarat. Berlokasi di Kerten, Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah

3) Sunyi Coffee

Tampak Depan Sunyi Coffee (Sumber: Google Review Sunyi Coffee) 

Sejak buka 2019, Sunyi hadir bak oase di tengah minimnya kafe disabilitas Jakarta. Sunyi hadir tidak hanya sekedar menjadi tempat bersantai namun Sunyi Coffe juga memberikan pelatihan bagi penyandang disabilitas. Berlokasi di Jl. Barito I No. 31, Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kafe yang bernuansa sunyi sama seperti namanya, cocok untuk pelajar atau pekerja yang membutuhkan suasana tenang, nyaman, dan menginginkan suasana baru.

Mempelajari bahasa isyarat membawa dampak positif yang sangat berarti, terutama dalam berkomunikasi dengan penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara. Bahasa isyarat adalah bentuk komunikasi nonverbal yang menggunakan gerakan tangan, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh sebagai simbol, sehingga memungkinkan penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan pendengaran dan berbicara untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar secara efektif. Keterampilan ini tidak hanya membantu memperluas jangkauan komunikasi, tetapi juga membuka pintu bagi pemahaman yang lebih baik dan penghargaan terhadap keberagaman. Dengan menguasai bahasa isyarat, seseorang dapat membantu teman dan kolega tuna rungu atau tuna wicara merasa lebih diterima dan terlibat dalam berbagai aktivitas sosial dan profesional.

Selain itu, belajar bahasa isyarat juga memberikan manfaat kognitif bagi pembelajar, seperti stimulasi perkembangan otak melalui penggunaan simultan otak kiri dan kanan, serta meningkatkan daya ingat dan kemampuan mengingat secara visual dan kinetik. Dalam konteks pendidikan, penggunaan bahasa isyarat meningkatkan pemahaman dan partisipasi aktif anak-anak tuna rungu dan tuna wicara, sehingga mereka merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam berinteraksi, yang pada gilirannya memperkuat rasa kebersamaan dan mendukung perkembangan keterampilan sosial mereka. Dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari, kemampuan berbahasa isyarat dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi penyandang disabilitas, menghilangkan hambatan komunikasi, dan memupuk empati serta solidaritas antar sesama manusia. Oleh karena itu, menguasai bahasa isyarat bukan hanya sebuah keahlian praktis, tetapi juga wujud nyata dukungan dan penghormatan terhadap hak serta martabat penyandang tuna rungu dan tuna wicara.

Bagaimana, sudah tertarik untuk mendatangi kafe-kafe dengan pengalaman yang seru dan menambah pengetahuan baru dibandingkan dengan kafe pada umumnya? belajar bahasa isyarat juga membantu kita untuk berkomunikasi dengan penyandang disabilitas seperti tuna rungu dan tuna wicara, yuk kita ramaikan kafe-kafe ini agar dapat membantu lebih banyak lagi penyandang disabilitas untuk mendapatkan lapangan pekerjaan dan membantu mereka agar tidak merasa berbeda dan berkecil hati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline